Basha Arcade, Tak Hanya Pajang Produk Tetapi Juga Berbagi Ilmu pada yang Minat Berusaha

0
1520

Agung DK tak segan berbagi ilmu tentang pembuatan produk dari bahan kulit ke pengunjung Basha Arcade di Atrium Ciputra World Surabaya.

iniSURABAYA – Basha Arcade kembali digelar. Kegiatan ‘bazar’ yang terbagi dalam tiga katagori yaitu produk fashion, makanan dan minuman, serta home & lifestyle ini berlangsung di Ciputra World Mall Surabaya selama tiga hari sejak Jumat (28/4).

Basha Arcade yang diselenggarakan ke-tujuh kalinya di Surabaya ini diikuti sekitar 104 tenant. Selain dari Surabaya, peserta Basha Arcade juga dari Jakarta, Bandung, Malang, Semarang, Yogyakarta, bahkan ada pula yang dari Singapura.

“Peserta melalui proses kurasi dulu sebelum ditetapkan ikut gabung di Basha Arcade,” kata Christie Erin Sugono, Co Founder Basha Market.

Agung DK salah satu tenant Basha Arcade ini memapar produk hand made yang dia beri label Revolt Industry.

Tak hanya menjual produk yang berbahan kulit sapi dan domba. Pria kelahiran Denpasar, 25 November 1990 ini juga berbagi semangat entrepreneur.

Berbagi ilmu menurut Agung DK tak akan membuat usaha jadi surut. Bahkan ketika tumbuh pengusaha baru di bidang yang sama pun tak membuat Agung DK jadi gentar.

Agung justru akan mendorong entrepreneur muda agar berkembang di bidang yang diminati. “Kalau banyak bermunculan pengusaha baru, artinya industri di Surabaya jadi hidup,” ujarnya enteng.

Semangat berbagi itu pula yang dia coba tularkan lewat panggung Basha Arcade. “Tak ada persaingan, siapa pun bisa belajar. Karena saya juga sering bikin workshop,” tuturnya.

Tak hanya memamerkan hasil karyanya yang berupa dompet dan beragam produk dari bahan kulit, Agung juga memajang perangkat kerja yang dia pakai, seperti penggaris, cutter, lem, palu dari kayu, dan wing compass.

Lulusan Stikom Jurusan DKV Surabaya ini pun memapar runtutan proses pembuatan barang produksinya, mulai desain, memotong, menempel, hingga menjahit tangan.

“Semua hand made. Dengan memapar proses ini saya harap konsumen tak hanya membeli barang tapi juga menghargai proses pembuatannya yang tidak mudah dan rumit,” ungkapnya.

Terbukti, meski Agung sering menggelar pelatihan bagi pengusaha muda dan banyak pula ‘murid’nya yang tumbuh jadi pengusaha baru, barang produksinya bahkan makin dikenal dunia.

Konsumen Revolt Industry ini diantaranya berasal dari Hawai dan Kanada. “Selain menyediakan barang jadi, saya juga siapkan bahan-bahannya,” urai Agung. –sum

Comments are closed.