iniSURABAYA – Meski banyak mengusung cerita nyata dari mancanegara, Pandora Experiece ternyata 100 persen bikinan anak negeri ini.
Ada tiga nama yang pertama kali gabung untuk menggagas game uji nyali ini. Mereka adalah Michael Timotius, Jancent Ong, dan Indra. Belakangan eksistensi Pandora Experience diperkuat oleh Peter.
Para remaja ini tak menepis, ide awal game ini berasal dari permainan pemecahan teka-teki serupa yang ada di Jepang.
“Tapi, kami merasa tidak puas atas permainan tersebut. Kamu pun lalu mengembangkan sehingga jadi seperti yang ada sekarang,” kata Michael Timotius, Investor Relation Pandora Experience.
Mereka sudah merilis 20 episode, dan di setiap kota episode yang ditawarkan berbeda-beda. Semua episode diambil dari kisah nyata yang telah difilmkan.
Di Surabaya, ada tiga episode. Selain Chernobyl Diaries, ada dua episode lain yang tidak kalah menguras adrenaline peserta, yaitu Amityville: The Awakening.
Episode Amityville: The Awakening menceritakan seorang ayah yang membunuh seluruh anggota keluarganya. Pembunuhan dilakukan di dalam rumah berarsitektur Belanda.
”Aktivitas fisik, main logika, petualangan, dan kerja sama. Semuanya kami jadikan satu dalam permainan ini,” tegas Jancent.
Tak hanya mengadopsi cerita seru dari mancanegara. Mereka juga mempersiapkan episode yang benar-benar local, yaitu ‘Lawang Sewu’, gedung tua di Semarang yang penuh misteri.
Pandora Experience merupakan escape game yang dilakukan secara berkelompok. Tiap kelompok terdiri atas 2–10 orang. Jadi, permainan ini juga menuntut kerja sama antar pemain.
”Di Surabaya, ini pertama kali. Dan ini outlet kami yang keenam,” kata Michael yang lulusan Universitas Pelita Harapan Jakarta.
Sebelum Surabaya, mereka juga hadir di Jakarta, Bandung, Bali, dan Tangerang. ”Sudah ada tawaran untuk di luar negeri. Tapi, kami belum ada rencana kapannya,” tutur pria 24 tahun tersebut. –sum