Pin dari Barang Bekas? Inilah Kreasi Generasi Urban Kota Surabaya!

i

Beragam bahan bekas diolah dengan ketrampilan menjadi pin yang menarik ini dipamerkan di Hotel Yello Jemursari Surabaya.

niSURABAYA – Jangan buang barang bekas. Dengan sedikit kreativitas, barang tak berguna itu justru bisa jadi menarik dan bernilai jual.

Kreasi para seniman muda yang tergabung dalam komunitas Serbuk kayu ini bisa jadi contoh nyata.

Komunitas Serbuk kayu yang sudah menggelar banyak kegiatan di berbagai titik pameran di Surabaya itu kali ini mencoba mengeksplorasi kreasi budaya visual. Mereka menggabungkan unsure fashion dan street art yang kemudian dituangkan di media aksesori pin.

Hasilnya? Ada bekas tutup botol, bekas tutup cat piloks, dan arloji rusak bisa berubah jadi pin menarik untuk dipakai.

Atau siapa mengira potongan rambut yang dirangkai dengan jarum dan direkatkan dengan lem tembak bisa jadi pin yang unik dan langka?

Macam-macam pin dari barang bekas dipamerkan di lantai dasar Hotel Yello Jemursari Surabaya.

“Kami memang ingin mengubah kesan Surabaya sebagai kota urban yang ditandai dengan hadirnya coret-coret di dinding jalanan dengan aksi positif,” kata Dwiki Nugroho, kurator acara bertajuk Urban Pin Culture Exhibition Surabaya ini.

Ratusan karya hasil kreasi 56 seniman itu dipajang di lantai dasar Hotel Yello Surabaya sejak Kamis (30/3). Tak hanya seniman dari kota Surabaya dan sekitarnya, peserta pameran ini juga ada yang dari Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Selandia Baru.

“Saya sudah kenal lama mereka dan mencoba menawari untuk ikutan acara ini. Mereka tak bisa hadir tapi hanya mengirim desain yang kemudian kami aplikasikan jadi pin di pameran ini,” ungkap Dwiki.

Beraneka pin menarik perhatian tamu di Hotel Yello Jemursari Surabaya.

Sementara Rizky Arista, pegiat marchendise dari Kota Malang menyatakan, pameran itu wujud visual culture yaitu berupa graffiti (street art) dan fashion. Dalam pameran itu dia menghadirkan karya dari potongan tutup piloks yang dhiasi stiker dari bahan bontax.

“Dalam sehari saya bisa bikin 200 pin dari bahan tutup piloks yang saya potong kecil-kecil,” kata mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan Pendidikan Seni Rupa ini.

Pameran kerja bareng Yello Hotel dan komunitas Serbuk Kayu ini makin bervariasi karena juga mengundang sejumlah seniman. yaitu MacGuffin, kelompok yang aktif melakukan kegiatan mural di Surabaya, Utek Bocor, komunitas street art yang terbentuk dari inisiasi mahasiswa desain grafis Universitas Negeri Surabaya.

Selain itu juga Hidden Plank, Dinas Rahasia Respon Ruang, dan Winda Delita salah seorang fashion enthusiast.

“Kegiatan ini kami harap bisa menjadi wadah anak-anak muda kreatif untuk bisa lebih mengeksplorasi seni budaya gaya urban sesuai konsep hotel,” kata Ita Tania, Hotel Manager Yello Hotel Jemursari. –sum

Pos terkait