Yang Seksi ala Masyarakat Hedonis di Tangan Desainer Geraldus Sugeng, Seperti Inilah Wujudnya

0
1289

Ragam kreasi desainer Tanah Air dipajang di panggung tahunan Surabaya Fashion Parade di Tunjungan Plaza Surabaya.

iniSURABAYA – Budaya hedon masyarakat modern menjadi inspirasi desainer Geraldus Sugeng untuk mengaplikasikan gagasannya dalam bentuk busana seksi glamour.

Busana ini ditekankan Sugeng kerap dipakai kalangan menengah atas di acara-acara pesta. Dengan sedikit sentuhan terampil dan penambahan kesan bling-bling, membuat rancangannya makin tampil elegan.

Sugeng yang turut memeriahkan pentas Surabaya Fashion Parade (SFP) ke-10 di Tunjungan Plaza Surabaya sempat memamerkan karyanya yang mengangkat tema An Oasis of Gems.

Dalam rancangannya, Sugeng mengaplikasikan gaya hedon itu dalam bentuk detil yang glamor dengan tambahan swarovski dan cut out yakni semacam garis terawang yang berada pada beberapa bagian desain.

Cut out inilah yang membuat busana ini juga tampak seksi, seperti yang tampak pada busana warna hijau emerald yang kemarin di peragakan dalam ajang Surabaya Fashion Parade (SFP) ke-10.

“Saya mengangkat dunia glamour yang sedang tren saat ini, yaitu masyarakat yang suka traveling, baik dengan kapal pesiar maupun cara lain. Busana ini cocok untuk party di atas kapal pesiar maupun di tempat lain,” ujarnya.

Warna yang ditonjolkan desainer yang juga pengajar di Lembaga Pendidikan Tata Busana Susan Budhiharjo ini beragam, mulai dari beige (krem warna kulit), mint dan hijau emerald. Bahan yang digunakan kebanyakan sifon, jacquard, lacenet, feather dan geometris lace.

Soal tampilan secara keseluruhan, Sugeng tidak pernah lepas dari kesan seksi dan slim fit alias pas untuk tubuh karena memang gaya tersebut menjadi ciri khas desainnya.

Hampir semua karya Sugeng berupa dress panjang dengan beragam cuting yang menggoda dan memiliki kesan mewah pada tiap sisi.

“Busana ini bisa dipakai wanita dewasa, khususnya mereka yang berusia 25-40 tahun. Karena auranya bisa semakin keluar saat mengenakan busana gaya ini,” ujarnya.

Busana lain yang tidak kalah menarik yakni rancangan Cecilia Widjaja, perempuan yang baru pertama kali ikut SFP ini mengusung tema Arc karena busananya memang terinspirasi dari bangunan-bangunan luar negeri yang indah cantik.

Bentuk bangunan tersebut ia aplikasikan dengan gaya busana berlekuk-lekuk yang menggunakan teknik draping dan pleating.

Busana yang terdiri dari dress one piece dan two pieces tersebut selalu terdapat lekukan yang terbuat dari kain utuh tanpa dipotong namun ditambah semacam kawat sehingga ada kesan gelombang tegas dalam tiap potongannya.

“Potongannya sebenarnya geometris tetapi sengaja dilekuk-lekuk supaya kesan seksinya muncul dan ada seni tersendiri, jadi tidak monoton potongannya,” urai Cecilia.

SFP tidak hanya diramaikan desainer lokal namun juga dari luar kota, salah satunya adalah Lenny Agustin. Desainer yang berpenampilan unik dengan rambut warna-warni ini menunjukkan rancangannya bertema Skull of Frida yang tak kalah unik dari penampilannya.

Busana seksi yang ditampilkannya terkesan ceria dengan detil ruffle dan sulam pita bermotif bunga. Selain itu Lenny Agustin cenderung menggunakan warna gelap seperti biru navy, hitam, coklat dan hijau tua.

Warna gelap ini juga dikombinasi dengan warna cerah seperti pink, baby blue, kuning, orange dan hijau muda. Perpaduan antar warna inilah yang membuat busana Lenny tampak elegan dengan lebih ramai. –sum

Comments are closed.