
Prilly Latuconsina

Prilly Latuconsina
iniSURABAYA – Prilly Latuconsina mengaku bangga bisa menerbitkan buku kumpulan puisi yang dia beri judul ‘5 Detik dan Rasa Rindu’.
Sebab, menurut Prilly sekarang jarang anak muda mengenal dan membuat puisi. “Anak muda sekarang makin sedikit yang tahu apa itu puisi, apalagi sastra,” begitu tuturnya.
Gadis kelahiran Tangerang, 15 Oktober 1996 ini mengungkapkan buku kumpulan puisi itu merupakan kisah perjalanan dirinya. “Puisi itu adalah sisi aku yang nggak pernah terlihat oleh orang lain,” tegasnya.
Tak hanya sebatas bikin puisi, artis yang melejit lewat sinetron ‘Ganteng-Ganteng Srigala’ ini juga melantunan karyanya itu dalam bentuk lagu.
Menurut Prilly ada tiga puisi yang sudah dia buat jadi lagu. “Kebetulan aku punya tim yang punya passion kuat dalam berkesenian, khususnya musik,” katanya.
Lagu itu pula yang nantinya akan makin mendekatkan dirinya dengan PrillVers (istilah untuk penggemar Prilly Latuconsina). “Sudah dipikir kalau ada acara (meet and greet) lagu itu yang akan aku bawakan,” ungkapnya.
Lagu yang antara lain berjudul ‘Ruang Abu-Abu’, dan ‘5 Detik Kenangan’ itu ditandaskan Prilly dipastikan turut mengisi film yang dibuat berdasar buku kumpulan puisi tersebut.
“Saya bersyukur, buku kumpulan curahan hati ini bisa best seller. Dan bakal difilmkan pula akhir tahun ini,” kata anak dari pasangan Rizal Latuconsina dan Ully Djulita ini.
Prilly tak menepis bahwa puisi yang mengisi bukunya itu merupakan kisah nyata dirinya, terutama dalam kehidupan asmara
Lewat buku tersebut, Prilly ingin berbagi kisah kehidupan nyatanya. “Hal buruk yang kita alami, khususnya dengan orang yang disayangi jangan sampai membuat kita lalu putus asa dan ambil keputusan,’ah mati aja deh!’,” tuturnya.
Prilly menegaskan pula jangan memperburuk diri sendiri lantaran rasa sakit hati. Menurut Prilly, daripada suasana galau tak menentu bikin dirinya sakit, dia lebih suka untuk menuangkannya dalam bentuk puisi.
“Rasa sakit dalam hati itu bisa membawa dua efek, bikin kita terpuruk atau sebaliknya. Kalau ada sisi positif yang bisa dimanfaatkan, kenapa harus larut dalam kesedihan dan membuat rugi diri sendiri?” begitu celetuknya. –sum