Saat Syuting ‘Filosofi Kopi 2’ Luna Maya Seperti Naik Roller Coaster, Apa Maksudnya?

Luna Maya

iniSURABAYA – Tahun ini ada tiga judul film layar lebar yang bakal diperani Luna Maya setelah vakum cukup lama di dunia akting. Selain ‘Mantan’ dan ‘The Doll part 2’, perempuan asal Denpasar, Bali ini turut mendukung ‘Filosofi Kopi 2’.

Khusus perannya di film Filosofi Kopi (Filkop) 2, Luna Maya mengaku senang saat ditawari main di film garapan sutradara Angga Dwimas Sasongko ini.

Luna Maya menegaskan, bahwa dirinya sempat mengikuti Filkop pertama dan melihat gaung Filkop tak hanya menjadi sebuah film melainkan juga berkembang jadi lifestyle di Jakarta.

“Saya jadi ingin jadi bagian kegaulan anak muda Jakarta,” ujar Luna Maya yang masih tampak kelelahan akibat tour promo yang dilakukan di sejumlah kota di Indonesia.

Saat ditemui dalam acara jumpa pers di Artotel Surabaya, Sabtu (8/7), Luna Maya menyatakan rasa bangganya bisa dapat peran sebagai Tarra di film tersebut.

Di film itu, sosok Tarra diceritakan sebagai investor yang membiayai bangkitnya kembali usaha kopi yang dikelola Ben (Chicco Jerikho) dan Jodi (Rio Dewanto).

“Tanpa Tarra nggak akan ada Filkop. Tarra jadi nyawa baru Filkop,” tandasnya.

Lebih lanjut Luna menambahkan pula, Tarra yang awalnya hanya ingin menghidupkan kembali Filkop belakangan ingin turut berpenghasilan dari usaha bisnis kopi tersebut.

“Dia (Tarra) ingin buktikan bahwa dia orang yang bisa (berbisnis kopi),” ujarnya.

Tetapi, apakah di dunia nyata, Luna Maya juga ada keinginan menjadi investor untuk mengembangkan bisnis kopi? Ketika pertanyaan itu dilontarkan, Luna Maya kontan menjawab,”Tidak.”

“Biar mereka (Chicco Jerikho dan Rio Dewanto) saja yang terus berbisnis kopi. Saya kan ada bisnis lainnya,” ujarnya sambil tersenyum.

Meski akting bukan hal baru bagi Luna Maya, namun saat main di Filkop 2 sempat menguras energinya. Pasalnya, dia harus menjaga emosi agar tetap sesuai skenario.

Luna Maya memberi contoh, di awal syuting semua dilakukan di Jakarta. Adegan pertemuan antara Ben, Jodi, dan Tarra, itu kemudian meloncat ke ending yang juga dilakukan di Jakarta yang menampilkan konflik antara ketiganya.

“Jadi kesulitannya karena syutingnya ngacak, kadang ending di depan, di belakang atau di tengah. Semua menguras energi, seperti (naik) roller coaster,” katanya.

Itu pula yang menurut Luna Maya sempat membuat para actor dan aktris pendukung sempat tidak saling berbicara di luar proses syuting.

“Kami sempat nggak ada yang omong, diem-dieman. Yang satu di sudut sana yang lain di sudut mana, jadi lucu. Semoga ini semua terbayar,” begitu harapnya. –din

Pos terkait