
iniSURABAYA – Sarung kini makin akrab dengan keseharian masyarakat. Fungsi sarung pun tak hanya digunakan untuk ke masjid sebagai atribut untuk beribadah para pria.
Di tangan kreatif desainer, sarung pas dipakai untuk aneka kegiatan, baik pria maupun wanita.
Maka suasana Food Center Pakuwon Mall, Jumat (18/8) siang itu terasa seru ketika para desainer muda mencoba berkreasi dengan kain sarung untuk dipakai di tubuhnya sendiri.
Acara draping tersebut mengisi kegiatan Indonesian Fashion Chamber (IFC) Community Gathering. Sekitar 25 desainer mencoba memakai kain sarung dalam beragam bentuk hanya dengan bekal peniti untuk mengaitkan bagian-bagian sarung sehingga melekat di tubuh.
“Aku nggak pake peniti. Cuma diikat-ikat saja di beberapa bagian dan menyesuaikan lekukan di bagian kaki sehingga nyaman buat berjalan,” kata Ayudia, salah seorang designer muda begitu usai menyelesaikan tantangan yang diberikan pihak penyelenggara.
Sementara Carissa Lareina mengaku perlu pakai tiga peniti supaya kain sarung bisa dipakai nyaman di tubuh. “Penitinya ditaruh di lipatan supaya tidak tampak sehingga kesannya lebih menarik,” ungkapnya.

Menurut Alfiana Candrajani, Ketua IFC Surabaya Chapter, sarung belakangan disukai lantaran praktis penggunaannya.
Bagi para desainer, menggunakan kain sarung untuk bahan pakaian juga praktis dan bisa dimaksimalkan penggunaannya sehingga minim kain perca.
Memaksimalkan bahan untuk busana ini, lanjut Alfiana, sangat penting agar tidak banyak bahan terbuang percuma.
“Banyak desainer yang kreatif menghadirkan rancangan-rancangan berbahan sarung. Fenomena ini tak hanya di Indonesia, di luar negeri pun makin banyak penikmat fashion memakai sarung,” ungkapnya. –din