iniSURABAYA – Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) kembali menggelar pentas akbar East Java Fashion Tendance (EJFT) 2018. Acara yang sudah diselenggarakan untuk kedua kalinya itu kali ini diikuti oleh 18 desainer lokal Surabaya dan lima desainer tamu.
Para perancang busana papan atas Tanah Air ini dijadwalkan memamerkan karya mereka di Atrium Ciputra World Surabaya selama 4 hari pada Kamis-Minggu (1-4/3). Dan untuk tahun ini tema yang diangkat adalah ‘Culture Heritage’.
“Dalam dunia fashion selalu ada agenda tahunan yang jadi patokan atau tolok ukur untuk gambaran fashion dalam setahun ke depan,” kata Denny Djoewardi, Ketua APPMI Jawa Timur.
Desainer Sheila Andina misalnya mengangkat tema mikro Blooming Tale untuk busana-busana yang sangat berbeda dengan kebiasaannya menghadirkan bahan-bahan batik. Kali ini Sheila menghadirkan bahan bordir yang dominan pada delapan rancangan terbarunya ini.
“Selama ini saya selalu memadukan batik dan bordir. Penggabungan bahan ini membuat baju jadi terkesan ramai. Karena itu, kali ini saya coba fokus pada bordir saja,” ujar desainer muda kelahiran Surabaya ini.
Sheila mencoba mengangkat karya-karya perajin bordir manual dari Tulungagung, Sidoarjo, dan Surabaya untuk diaplikasikan pada kreasinya yang disuguhkan pada penikmat fashion di pentas EJFT 2018 tersebut. Adapun warna yang digunakan Sheila dominan menggunakan hitam sebagai warna hitam.
“Warna dasar hitam ini kemudian menggunakan aplikasih pastel. Untuk bordirannya menggunakan warna cerah, seperti merah, hijau, dan kuning,” bebernya. Di bagian rambut, Sheila memasang hiasan-hiasan yang dirangkai dari kawat yang dipadu dengan hot glue. sum