iniSURABAYA – Seni lukis sangat beragam. Tetapi jenis yang menggabungkan tembok dan kanvas sebagai media gambar terbilang sangat jarang.
Kreasi yang tak biasa itulah yang coba dihadirkan Dien Firmansyah Rizky. Di tembok lobi Artotel Surabaya, pelukis kelahiran Surabaya 27 tahun silam ini memasang lima buah kanvas berbagai ukuran.
“Saya ingin ada kenangan yang bisa saya pulang ketika pameran ini selesai,” katanya.
Dan yang bakal dibawa pulang oleh Risky adalah kanvas-kanvas random dimensi tersebut. “Salah satu contoh bagian yang pernah aku gambar di sebuah hotel,” imbuhnya.
Rizky yang mulai menggeluti seni lukis sejak SMP ini menegaskan, karya lukisnya selalu bertema ‘doa dan harapan’. “Jadi saya nggak pernah hanya sekadar sebuah gambar. Karya saya selalu berisi harapan semoga berkah di masa depan,” tutur lulusan SMP Negeri 25 Surabaya ini.
Pria yang akrab disapa Iend di kalangan para seniman ini lalu memaparkan karya graffiti yang menghiasi Artotel. Pada gambar pertama, dia membuat coretan tangan yang menggenggam lempengan emas.
“Dalam hidup orang pasti butuh uang atau emas untuk menghidupi diri dan keluarga,” ungkap Iend yang lulusan ISI Yogyakart.
Pada gambar kedua, ada sebentuk lidah yang menjulur dengan tambahan beberapa pasang mata di sekitarnya. Gambar ini bermakna agar lisan selalu dijaga dan selalu mawas diri. Begitu pula makna banyak mata, tak lepas cakrawala atau pandangan di dunia.
Sedangkan gambar ketiga, ada sebentuk tangan yang dikatupkan. Pada pergelangan tangan, ada gelang yang bertuliskan Hope dan Love. “Doa yang dilakukan dengan cinta akan ada harapan dan sebaliknya. Yang saya gambar ini semua adalah cerminan manusia,” tegasnya.
Grantika Buchenanda, Marcom Officer Artotel mengaku pameran seni bertema ‘Spayer’ yang berlangsung mulai 23 Maret hingga 23 Mei 2018 memang tidak biasa. “Kami selalu mencoba menghadirkan sisi yang unik dari sebuah karya seni sehingga masyarakat tidak bosan dan penasaran untuk menikmatinya,” bebernya. dit