
iniSURABAYA – Metamorfosis yang merupakan siklus hidup kupu-kupu menjadi tema sentral para pelukis perempuan yang memajang karya mereka di lobi Hotel Singgasana Surabaya. Sebanyak 31 pelukis perempuan Jawa Timur gabung dalam pameran yang digelar mulai Rabu (11/4) hingga 10 Mei 2018 tersebut.
Meski kupu-kupu mewakili proses metamorfosis ini, tak semua pelukis menghadirkan karya berwujud aneka satwa bersayap indah itu. Aimee Hany Bi misalnya, cenderung mengabadikan anaknya, Kalilah Audya Avianti.
“Anak ketiga saya itu adalah anak autis. Meski begitu, saya berharap siklus hidup Kalilah akhirnya akan indah. Dari yang anak polos, di masa depan saya ingin dia jadi kupu-kupu cantik,” ungkap warga Jl Jojoran Surabaya ini.
Rasa cinta dan sayang pada anaknya, membuat Aimee tak kesulitan menggores kuas di atas kanvas. Makna metamorfosis yang terwujud pada diri anaknya, membuat lukisan ibu dan anak ini tuntas dalam waktu seminggu.
“Lukisan ini ekspresi saya dalam memaknai metamorfosis pada diri anak saya,” cetus Aimee yang mulai berkarya di dunia seni lukis sejak tahun 1977.
Ada sekitar 34 karya lukis dihadirkan dalam pameran yang disuguhkan untuk memeringati Hari Kartini kali ini.
“Tema ini diambil sesuai nuansa Hari Kartini yang punya arti luas. Pada objek lukisan, kupu-kupu adalah yang dominan, karena menggambarkan siklus hidup, mulai dari ulat, kepompong hingga jadi kupu. Siklus ini mirip dengan perjalanan hidup manusia,” tegas Ida Fitriyah, Ketua Panitia Pameran Lukisan Metamorfosis.
Selain Aimee dan Ida Fitriyah, para pelukis wanita yang mendukung pameran tersebut mewarnai metamorphosis sesuai persepsi masing-masing. Seperti pelukis Setyorini yang mengekspresikan perjalanan hidupnya di atas kanvas.
Setyorini (68) mengaku belajar melukis sejak tiga tahun lalu. “Saya dulu sama sekali tak paham dunia lukis itu seperti apa. Lalu mulai tertarik dan belajar,” ungkapnya.
Wanita berhijab ini menyatakan, aktivitasnya melukis untuk mengisi waktu luang di rumah sembari merawat suaminya. “Dulu saya bekerja di PT Bharata. Setelah pensiun, saya lebih banyak di rumah dan merawat suami. Ini adalah siklus hidup yang saya alami dan saya tuangkan dalam lukisan dengan objek kupu-kupu,” paparnya. dit