Cak Durasim Sang Pahlawan, Tularkan Semangat Patriotisme Pada Generasi Muda Lewat Pementasan Ludruk

0
2036

Cak Durasim yang diperani oleh Sabil Lugito bersama istri dan ibundanya.

iniSURABAYA – Untuk memperingati Hari Jadi ke-725 Kota Surabaya, ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara bakal menampilkan dua cerita sekaligus dalam sehari, Minggu (13/5/2018). Pementasan pertama dilakukan pukul 09.00 menampilkan cerita Bung Karno Sang Proklamator, dan malam harinya pukul 19.00 ada cerita Cak Durasim Sang Pahlawan.

Dua pementasan ludruk itu sama-sama dilakukan di Gedung Bala Budaya, Kompleks Balai Pemuda Surabaya. “Spirit kepahlawanan dari dua tokoh inilah yang ingin saya sampaikan kepada penonton, terutama para generasi muda,” kata Meimura, sutradara sekaligus penulis cerita dua pertunjukan tersebut.

Melalui pementasan ludruk, lanjut Meimura, Cak Durasim menjawab propaganda tentara Jepang bahwa kehadiran mereka adalah sebagai saudara tua rakyat Indonesia yang tak perlu dikhawatirkan dan ditakuti. Karena mereka, menurut propaganda itu, tidak sama dengan Belanda atau negara-negara lain yang berniat menguasai Indonesia.

Tetapi, Cak Durasim selalu menggemakan bahwa Jepang sama saja dengan Belanda. “Pegupon omahe doro, melok Nippon tambah soro (pegupon rumahnya burung dara, ikut Jepang tambah sengsara),” begitulah kidungan Cak Durasim yang membuat tentara Jepang marah.

Maka Cak Durasim pun diburu tentara Jepang sampai ke pelosok-pelosok kampung. Ternyata seluruh arek Suroboyo sepakat melindungi Cak Durasim dan rela mengaku dirinya sebagai Cak Durasim setiap ditanya oleh tentara Jepang.

“Itulah militansi arek Suroboyo terhadap Cak Durasim. Semuanya ngaku dirinya Cak Durasim, semata agar Cak Durasim terlindungi dan bebas dari kejaran tentara Jepang,” ungkap Meimura.

Cak Durasim sempat ditangkap dan dimasukkan penjara. Tak hanya itu, selama di balik jeruji besi, Cak Durasim mendapat siksaan dan dilarang main ludruk.

“Tetapi Cak Durasim bukan seniman biasa. Dia seniman yang paham cita-cita bangsanya. Maka begitu keluar dari penjara Jepang, dia tetap main ludruk. Terus mengobarkan semangat arek Suroboyo, terus menyadarkan masyarakat agar melakukan perlawanan pada Jepang,” kata Meimura.

Amarah tentara Jepang pun kian memuncak. Jepang akhirnya berhasil menangkap dan langsung mengeksekusi seniman ludruk tersebut. “Cak Durasim diakhiri di atas panggung, yang lokasinya sekarang dipakai Gedung Kesenian Cak Durasim itu,” tegasnya.

Seperti kisah Bung Karno Sang Proklamator, cerita Cak Durasim Sang Pahlawan juga didukung belasan anak-anak. Mereka yang berperan sebagai Cak Durasim cilik ini antara lain, Sutris, Panji, Gibran, Damar, Rio, dan Arie Setiawan. dit

Comments are closed.