iniSURABAYA – Pewarnaan karat menjadi andalan koleksi Interim Clothing yang kemudian disajikan pada hari pertama pementasan Surabaya Fashion Parade 2018, Rabu (2/5/2018). Sebanyak 12 looks Interim Clothing membuat atmosfer fashion akbar tahunan kali ini makin berwarna.
“Rancangan yang dikenal dengan ‘Batik Teyeng’ ini menggunakan pewarnaan alam,” kata Dibya Hody dari Interim Clothing.
Menurut Dibya, teknik pewarnaan ala mini relatif baru. Pemanfaatnya dipadukan dengan teknik pewarnaan Shibori sehingga memperkuat kesan Asia dalam pengolahan motif.
“Penggunaan teknik teyeng ini juga sangat mendukung gerakan cinta lingkungan, karena menggunakan bahan yang sudah tidak dipakai lagi, dan bahan yang sama bisa digunakan ulang,” tuturnya.
Koleksi berlabel Anurakti Fall 2018 yang disajikan khusus penikmat fashion di Surabaya Fashion Parade 2018 ini dikolaborasikan pula dengan aksesoris The Theme sebagai penguat koleksi dengan nafas Asia dan Tibet.
Selain itu masih didukung alas kaki dari Bellagio untuk memperkuat kesan wanita wanita modern yang dinamis, tetapi tetap cinta budaya Nusantara.
Teknik yang sama juga disuguhkan busana koleksi RI Clothing. Busana RI Clothing memadukan sentuhan tradisional khas Yogyakarta, yaitu kain batik, lurik, dan teknik teyeng pada kain.
“Kota Yogyakarta yang dikenal dengan batik dan luriknya menjadi inspirasi baju siap pakai dengan model loose kekinian untuk semua kalangan,” tegas Heriyanto, desainer asal Balikpapan.
Menurut Heriyanto, RI Clothing merupakan brand baru yang diprakarsai oleh beberapa orang dengan beragam latar belakang, yaitu desainer, pegiat seni, dan perajin rumahan.
Dan khusus untuk acara SFP 2018 ini RI Clothing menghadirkan busana dengan judul ‘The Story of Yanto’. Inspirasinya dari para penjaga malam di perkampungan Yogyakarta bernama Yanto beserta teman-temannya.
“Mereka punya kebiasaan menggunakan sarung dengan cara dililitkan di leher, di pinggang, atau pun untuk menutupi badan mereka,” ungkapnya. sum/dit