iniSURABAYA – Berawal dari kegemaran mengguratkan uneg-uneg di selembar kertas, Andrew Ryan Samuel jadi keranjingan menulit. Kini di usianya yang masih 16 tahun, dia mengungkapkan mimpinya dalam bentuk sebuah buku, berjudul The Trigger to Everything.
“Sejak umur tujuh tahun saya sudah suka menuliskan apa saja di selembar kertas. Itu saya lakukan setiap bangun tidur dan sepulang sekolah. Jadi kalau dikumpulkan, tumpukan kertas itu bisa lebih dari dua pohon,” begitu tegasnya saat ditemui di acara launching buku The Trigger to Everything di Gramedia Book Store, Dyandra Convention Center, Sabtu (19/5/2018).
Ingin menginspirasi orang lain, khususnya generasi muda seusianya agar punya kontribusi pada masyarakat itulah yang jadi tekad Andrew lewat bukunya tersebut. Melalui bukunya itu, Andrew juga ingin para remaja punya rasa percaya diri saat tampil di depan masyarakat luas.
Caranya, menurut Andrew, adalah berani bersosialisasi dan tidak hanya tinggal di dalam rumah.
Generasi jaman sekarang, menurut pengamatan Andrew, sebenarnya sangat beruntung karena berada saat kemajuan teknologi mencapai puncaknya. Kemudahan informasi lewat internet hingga smartphone tak jarang membuat remaja zaman now jadi manja.
Mereka lebih suka menghabiskan waktu seharian dengan bermain games pada gawainya. “Mereka jadi kurang dalam social skill-nya, karena jarang bertemu dan bertatap muka dengan orang lain,” begitu tuturnya.
Padahal, ditekankan Andrew, manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain dan juga butuh interaksi atau bergaul. Dengan bergaul, maka siapa pun akan mendapat ide dan pengalaman baru dalam hidupnya.
Manfaat positif yang diperoleh dari sosialisasi ini, kata Andrew, mereka akan memiliki rasa percaya dirin yang tinggi. “Hanya dengan cara itu, maka rasa minder bisa dilawan dan didapatkan kepercayaan diri (PD). Rasa PD ini akan membantu dalam meraih kesuksesan dan tujuan hidup. Ini yang ada di dalam buku itu,” ungkap pelajar Singapore School Pantai Indah Kapuk Jakarta ini.
Buku yang memiliki tebal 134 halaman ini berisi sepuluh chapter yang akan memantik semangat pembacanya untuk lebih percaya pada diri sendiri dan berani mencoba segala hal. yang menarik.
“Salah satu chapternya membahas tentang go outside. Kita harus keluar untuk mencari experience, mencari orang-orang baru untuk ngobrol dengan mereka untuk berbincang-bincang dengan mereka, mendapatkan idebaru, hidup baru, experience, knowledge, dan ide baru dari orang,” paparnya.
Andrew meyakini, rasa percaya diri itu bisa terwujud dari satu kata, ‘belief’ (percaya). “Belief (percaya) adalah yang mampu mendorong seseorang untuk keluar dari comfort zone-nya. Belief fondasi dari segalanya. Dan jika sudah tertanam pada diri kita, kita bisa melakukan apapun,” ujarnya. dit