Astrid Sartiasari Sodorkan Kreasi Busana ala Daster, Mau Coba? Ini Hanya untuk yang Berani Tampil Beda

iniSURABAYA – Astrid Sartiasari ternyata tak cuma piawai menyanyi. Artis asal kampung Wonorejo Surabaya ini belakangan juga terampil mendesain busana. Dan hasil goresannya itu diwujudkan menjadi busana wanita yang diberi label Linum.

Kegiatan yang baru dijalani selama setahun belakangan ini memang tak dilakukan sendiri. Astrid yang masih disibukkan promo single ‘Lingkaran’ itu menggandeng sahabatnya, Saski Primasari.

“Ini bisa dibilang proyek bonek (bondo nekad),” tegas Astrid kepada iniSurabaya.com, Sabtu (2/6/2018).

Ditemui di tengah acara Pasar Sore-Sore di Marakech Buro Bars Garden, Astrid mengakui, busana rancangannya itu kebanyakan motif daster. “Karena kami sama-sama suka pakai daster. Jadi kami terinspirasi gimana jika daster dipakai baju sehari-hari,” katanya sambil tertawa.

Baju Linum ini berupa busana yang cuttingnya longgar di hampir semua bagian. “Karena memang inspirasinya dari daster, maka dibuat baju yang longgar agar memudahkan gerakan,” bebernya.

Astrid Sartiasari bersama sahabatnya, Saski Primasari sedang memamerkan busana Linum rancangan mereka.

Meski begitu, Astrid menekankan, busana Linum ini tidak mengesampingkan keinginan banyak wanita yang ingin terlihat ramping. “Jadi tantangannya memang bagaimana baju yang longgar ini tetap bisa menampilkan bentuk yang slim pemakainya. Cewek kan inginnya kelihatan ramping,” ujarnya.

Sesuai namanya, Linum yang dalam bahasa Yunani berarti linen, maka sebagian besar baju kreasinya bersama Saski menggunakan bahan kain linen. “Tapi, ada pula yang dipadu padankan dengan batik,” bebernya.

Astrid dan Saski juga mencoba menggabungkannya dengan katun sehingga nyaman dipakai. “Intinya adalah bagaimana agar baju itu ketika dipakai tidak gerah,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Saski menyatakan, busana Linum bisa dipakai oleh wanita segala usia. “Baju ini bisa dipakai mereka yang punya rasa percaya diri besar. Baju ini buat mereka yang ingin tampil beda di kesehariannya,” ucapnya.

Saat ini Linum masih dipasarkan secara online dan melalui acara-acara bazaar. “Di Jakarta kami sering ikut acara-acara seperti ini. Dan di Surabaya, ini untuk pertama kalinya kami bikin even Pasar Sore-Sore yang juga mewadahi brand lokal. Karena tekad kami adalah turut membantu memajukan brand lokal,” tegasnya. dit

Pos terkait