Lia Afif Wujudkan Keindahan Batik Pekalongan di Pentas Ramadan Runaway, Inilah 11 Kreasinya

Rancangan Lia Afif di panggung Ramadan Runaway.

iniSURABAYA – Sembilan desainer anggota Asosiasi Perancang & Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur menggeber karya gres mereka di ajang Ramadan Runaway 2018. Kegiatan yang sudah diselenggarakan untuk kedua kalinya ini digelar selama empat hari (31 Mei – 3 Juni 2018) di Atrium Tunjungan Plaza 6 Surabaya.

Para desainer menghadirkan 9-11 karya rancangan busana yang diharapkan  bisa dimanfaatkan penikmat fashion saat merayakan Idul Fitri. “Indonesia sedang menuju sebagai kiblat fashion muslim dunia. Dan Surabaya khususnya sudah sangat maju bidang fashionnya terutama fashion muslim,” tegas Lia Afif, Wakil Ketua APPMI Jatim.

Desainer senior Surabaya ini juga menekankan bahwa aktivitas fashion maupun karya yang dihasilkan desainer dari Jatim, terutama Surabaya tidak kalah dengan Jakarta. “Karena itu ada desainer dari Jakarta yang ikut di setiap pergelaran fashion di Surabaya,” tandasnya.

Khusus di hari kedua penyelenggaraan Ramadan Runaway, Sabtu (2/6/2018), Lia Afif menghadirkan rancangan yang dia beri tema Razzle-Dazzled Rajjita. “Maknanya adalah warna-warna yang sangat menarik perhatian karena keindahannya di bawah sorot cahaya,” tuturnya.

Sarjana Arsitektur dari ITS Surabaya ini kemudian memaparkan detil arti Razzle-Dazzled Rajjita yang diambil dari perpaduan bahasa Inggris (Razzle-Dazzled) dan bahasa Sansekerta (Rajjita). “Razzle-Dazzled adalah ungkapan untuk menunjukkan sesuatu yang bercahaya, menarik perhatian karena keindahan atau keunikannya. Sedang Rajjita berarti penuh warna,” ungkapnya.

Rancangan Lia Afif di panggung Ramadan Runaway.

Dan hasilnya, adalah busana berbahan Batik Pekalongan yang memiliki warna-warna menarik dikombinasi dengan bahan cerutti, tile, lace, dan taveta. Untuk rancangan kali ini Lia menonjolkan warna-warna biru, hijau tosca, kuning kunyit dan abu-abu dalam 11 outfit.

“Corak batiknya abstrak dengan warna yang sangat kuat. Ini yang menarik perhatian saya untuk menggunakannya sebagai koleksi warna yang beragam,” paparnya.

Kreasi desainer Dwi Adi Kusuma.

Sementara desainer Dwi Adi Kusuma yang tampil di panggung yang sama mengangkat tema e Blanc yang berarti putih sebagai representasi kesucian dan kebersihan. “Karena itu busana yang saya sajikan berwarna putih, sesuai momen Idul Fitri yang bermakna kembali suci,” urainya.

Dari delapan karya yang dipamerkan di catwalk, Dwi Adi Kusuma membuat busana dengan cutting two pieces dan three pieces. Meski terlihat sederhana, potongan rancangan Dwi Adi Kusuma yang menggunakan bahan organza, sifon, lace, dan satin silk ini tetap terlihat mewah.

Kreasi Dwi Adi Kusuma di panggung Ramadan Runaway.

Agar tampak lebih elegan dan mewah, dia memberi sentuhan bordir bunga, batu dan mutiara dengan warna abu-abu lembut.

“Ini sangat cocok dipakai ibu-ibu berusia 30 tahun ke atas. Busana ini sangat sesuai untuk momen Lebaran, terutama silaturahmi pada kerabat,” katanya. dit

Pos terkait