iniSURABAYA – Gerhana bulan total kembali berlangsung pada Jumat (27/7/2018). Namun, berdasar informasi dari NASA, peristiwa alam tersebut akan menjadi gerhana terlama pada abad ini, karena bisa dilihat selama 1 jam 43 menit.
Dan meski cuma bisa dilihat di beberapa negara, Indonesia ternyata juga kebagian untuk melihat peristiwa fenomenal ini. “Seluruh wilayah Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat gerhana bulan total pada 28 Juli, tepat pada waktu dini hari,” ungkap Rhorom Priyatikanto, peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, sebagaimana dikutip dari Tekno Liputan6.com.
Rhorom menambahkan,“Puncaknya pukul 03.23 WIB. Di banyak berita disebutkan tanggal 27 Juli (waktu Greenwich, UK).”
Terkait durasi gerhana, Rhorom mengungkap durasi gerhana 3 jam 55 menit, sedangkan durasi gerhana total 1 jam 43 menit. Lalu, kenapa durasi gerhana bulan kali ini lebih lama dari biasanya?
“Memang lama karena saat itu bulan jauh dari bumi (di titik apogee, tampak sebagai micromoon), kebalikan dari Super Blue Blood Moon pada Januari lalu,” tandasnya,
Perlu diketahui, gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam posisi sejajar sehingga membuat bunyi terhalangi oleh bayangan Bulan.
Gerhana sebagian akan terlihat selama 3 jam 55 menit. Hal ini juga akan membuatnya sebagai gerhana terlama sejak 2011 hingga 2020.
Mereka yang tinggal di Amerika Serikat tidak bisa menyaksikan peristiwa kosmik ini. NASA menyebut, mereka yang tinggal di negara Paman Sam tersebut harus menunggu hingga Juli 2020 untuk menyaksikan gerhana bulan.
Awal tahun ini ada gerhana bulan total pada 31 Januari. Saat itu, terjadi peristiwa gerhana bulan bernama Super Blue Blood Moon atau yang biasa disebut dengan supermoon.
Saat itu bulan memiliki ukuran lebih besar dan terang. Sebutan bulan biru sendiri adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan.
Pada saat Super Blue Blood Moon, beberapa wilayah bisa menyaksikannya misalnya Hawaii, Alaska, Kanada, Australia, dan Asia. Tidak hanya itu, Amerika Serikat bagian barat dan Rusia juga bisa menyaksikan kejadian langka ini.
Sebelumnya pada akhir Januari 2018, masyarakat di Indonesia bisa menyaksikan peristiwa langka yakni gerhana bulan bernama Super Blue Blood Moon. Ada beberapa hal istimewa gerhana bulan ini dibandingkan gerhana bulan lainnya.
Gerhana bulan tersebut merupakan gabungan tiga fase bulan yang berbeda-beda, yakni Blue Moon, Blood Moon, hingga Supermoon. NASA mengungkapkan fenomena ini dengan julukan ‘Super Blue Blood Moon’.
Ketiganya akan bergabung dalam satu peristiwa paling langka yang tidak pernah terjadi dalam kurun waktu 150 tahun terakhir. dit/dbs