iniSURABAYA – ‘Bakmi Janda’, kedai makanan yang berlokasi di Jl Raya Jemursari 76 blok C-38 Surabaya ini memang dikelola oleh seorang janda, Jamilla. Pemberian label ‘janda’ pada rumah makan itu pun punya kisah spesial.
Waktu itu, Jamilla bersama ketiga orang temannya yang juga berstatus janda sedang memasak di dapur seusai pulang dari gereja. “Mama dari belakang bilang ‘yang masak kok janda semua’. Dari situlah ide menamakan usaha Bakmi Janda ini,” kisah wanita yang akrab disapa JJ ini.
Usaha kuliner yang dijalani JJ ini sudah dimulai sejak setahun lalu di kawasan Rungkut Surabaya. bisnis baru itu berjalan sukses hingga bisa menabung untuk mengembangkan usahanya di lokasi yang baru ini.
“Dulu yang beli sampai antre dan mau menunggu sambil berdiri demi beli Bakmi Janda,” ungkapnya.
Diakui JJ yang baru menginjak usia 37 tahun, yang berbeda dari ‘Bakmi Janda’ adalah semua pelayannya berstatus janda. “Pegawainya tiga, mau tambah lagi. Kalau bisa janda-janda kita pekerjaan. Biar mereka bisa mandiri dan dapat menghidupi anaknya,” tandasnya.
JJ bekerja keras untuk memajukan usahanya dengan jerih payahnya sendiri. Dia yang berbelanja dan memasak sendiri menu-menu andalan rumah makannya.
Dalam waktu yang akan datang, JJ punya angan-angan untuk membuka berbagai usaha. Salah satunya yaitu membuat sebuah pujasera yang menampung banyak penjual makanan.
Di pujasera itu, JJ ingin semua yang bergabung membuka stan adalah para janda. JJ bertekad ingin meningkatkan derajat para janda lewat usaha kulinernya tersebut.
“Saya ingin mempekerjakan para janda agar bisa menyekolahkan anaknya. Biar bisa membuktikan, janda itu bisa berkreasi, bisa kerja sendiri,” pungkasnya. dit