Networking Day, Tiga Sahabat Ini Sukses Berdayakan Ibu-Ibu Penganyam Lontar Lewat Du’Anyam

0
1148

iniSURABAYA – Ketika para insan kreatif bertemu maka yang terjadi adalah saling mengembangkan pengetahuan seputar sociopreneurship. Itulah yang terjadi dalam kegiatan bertemakan Networking Day yang diselenggarakan Kopi Kapal Api di Satu Atap Co-working Space, Surabaya, Senin (16/7/2018).

Pada kesempatan ini, para sociopreneur sukses yang telah lebih dulu menggeluti usaha sosial berbagi pengalaman dan menularkan inspirasi serta menggali gagasan anak muda yang dapat memberikan dampak sosial.

Setelah hadir di kota sebelumnya dengan ragam perpaduan mentor, kali ini Networking Day menghadirkan dua mentor program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu yang memiliki kepedulian dan kejelian melihat permasalahan sosial-ekonomi di lingkungan sekitar dan menjadikan pemberdayaan masyarakat menjadi solusi yang diterapkan guna peningkatan kualitas kesehatan dan pengelolaan sampah.

Azalea Ayuningtyas dan Melia Winata misalnya, bergantian menceritakan asal mula mereka menjalani sociopreneurship. Du’Anyam merupakan usaha sosial yang didirikan oleh tiga sahabat, Azalea Ayuningtyas, Melia Winata, dan Hanna Keraf yang berfokus untuk memberdayakan dan meningkatkan kesehatan para ibu di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui kegiatan menganyam lontar.

Seiring berjalannya waktu, Du’Anyam tidak hanya memberdayakan para ibu, melainkan juga para generasi perempuan yang lebih muda supaya kegiatan menganyam lontar ini dapat terus dilestarikan. Saat ini, Du’Anyam telah membina lebih dari 450 ibu dan perempuan muda di 17 desa di Flores Timur, NTT.

Saat membagikan pengalamannya, Melia yang merupakan co-founder dari usaha sosial Du’Anyam juga mentor program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu, menceritakan kondisi para ibu di NTT yang bekerja di ladang untuk mencari nafkah, bahkan saat hamil sekalipun.

Menurut Melia, kurangnya akses terhadap uang tunai yang menjadi faktor permasalahan kesehatan ibu dan anak di NTT. Du’Anyam hadir untuk memberikan alternatif pekerjaan melalui kegiatan anyaman, guna memberikan tambahan pendapatan dan akses kesehatan yang lebih baik untuk para ibu.

“Du’Anyam hadir bagi para wanita di NTT bukan untuk mengganti kegiatan utama mereka. Kami hanya memberi kesempatan untuk melakukan pekerjaan alternatif. Para wanita kami berikan kompensasi sesuai dengan jumlah produk jadi yang dapat mereka hasilkan,” ungkap Melia yang menjadi penanggung jawab pemasaran Du’Anyam.

Melia pun berbagi kiat dalam menjalankan sebuah usaha sosial. “Memperhatikan keberlanjutan adalah hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu usaha sosial, salah satu cara yg kami lakukan untuk menjaga keberlanjutan adalah mengajarkan para ibu untuk menciptakan produk yang unik, fungsional, berkualitas sehingga bisa diterima dengan baik oleh pasar,” paparnya. dit

Comments are closed.