
iniSURABAYA – Mulai tanggal 14 Agustus 2018 sampai 13 September 2018, Surabaya Heritage Track (SHT) punya rute baru, menyusuri objek wisata bersejarah yang punya merepresentasikan perkembangan industri di era kolonial di Surabaya.
Tur SHT dapat dinikmati oleh wisatawan secara cuma-cuma. Melalui berbagai tur SHT, trackers tak hanya dapat menikmati berbagai bangunan cagar budaya, namun juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, terutama yang terkait sejarah Kota Surabaya serta berbagai bangunan dan kawasan yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Tur tematik ‘Surabaya Kota Industri’ ini bisa dinikmati setiap hari Selasa-Kamis pukul 10.00-11.30.
Titik pemberhentian bus yang pertama adalah di PT Bosma Bisma Indra. “PT Boma Bisma Indra merupakan salah satu peninggalan kejayaan Industri di Surabaya di era kolonial yang masih berlangsung sampai sekarang,” kata Rani Anggraini, Manager Museum & Marketing HOS.
Rani lalu menambahkan,”Pemerintah Belanda mendirikan tiga perusahaan yaitu NV – De Bromo, NV – De Industrie dan NV – De Vulkan, yang merupakan pelopor produsen mesin-mesin berat untuk pabrik-pabrik gula di Jawa.”
Ketiganya dinasionalisasi pada tahun 1958 dan dirubah namanya menjadi PN Boma, PN Indra, PN Bisma. Pada tahun 1971 tiga perusahaan tersebut bergabung menjadi PT Boma Bisma Indra (BBI) yang hingga kini masih berfokus pada pengolahan baja untuk kebutuhan industri.
“Selain mengeksplorasi bangunan kuno PT BBI yang berdiri kokoh sejak 1878, trackers juga dapat menyaksikan aktivitas beserta hasil produksi PT BBI saat ini,” tuturnya.
Pemberhentian bus berikutnya adalah di Museum House of Sampoerna. “Pendiri Sampoerna, Liem Seeng Tee, memulai bisnisnya dari sebuah warung bambu sederhana di tahun 1913 sebelum akhirnya membeli kompleks Taman Sampoerna pada 1932,” urai Rani.
Menurut Rani, Liem Seeng Tee ingin menjadikan Taman Sampoerna sebagai fasilitas produksi utama rokok-rokok Sampoerna. Perkembangan Sampoerna sangat pesat, seperti yang terlihat pada saham Sampoerna yang menunjukkan catatan bahwa satu paket saham NV Handelsmaatschappij Sampoerna setara dengan 1000 lembar saham bernilai total 100.000 gulden, atau kurang lebih IDR 730.446.930 pada nilai tukar saat ini.
“Keberhasilan Sampoerna dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis dapat dilihat melalui ragam koleksi di dalamnya. Pengunjung juga ditunjukkan bagaimana Sampoerna menjaga tradisi pelintingan kretek secara manual hingga hari ini,” imbuh Rani. din