iniSURABAYA – Terus meningkatnya harga properti di Sydney, Australia ternyata menjadi daya tarik bagi warga asing, termasuk Indonesia untuk membeli properti di sana. Apalagi adanya prediksi dari Crown Group, perusahaan pengembang terkemuka di Australia, bahwa harga properti di Sydney bakal terus tumbuh dengan presentase satu digit.
Tumbuhnya harga properti ini, diyakini oleh Iwan Sunito, CEO Crown Group, didorong oleh fakta bahwa populasi di Sydney yang terus tumbuh, tingkat pengangguran serta suku bunga yang relatif rendah dan stabil. “Faktor pendukung lainnya adalah pasar tenaga kerja yang kuat dan pendapatan yang meningkat akan mendorong pertumbuhan harga properti di kota ini,” tegas lwan Sunito.
Dengan pasar properti yang stabil, lanjut Iwan Sunito, harga apartemen diperkirakan meningkat dengan persentase satu digit untuk Sydney selama beberapa tahun ke depan.
Tidak hanya di kelas menengah. Iwan Sunito pun mencermati bahwa pasar properti mewah di Australia juga terus meningkat. Hasil survei terbaru yang dilakukan Knight Frank, konsultan properti global, menunjukkan Australia adalah tujuan global ketiga yang paling disukai setelah lnggris dan AS bagi para orang-orang super kaya yang berencana untuk beremigrasi.
Uang yang dialokasikan untuk properti diperkirakan meningkat hingga 23 persen dari orang-orang super kaya global yang mempertimbangkan untuk membeli hunian internasional pada tahun ini. Sementara jumlah individu super kaya di Australia dengan aset bersih lebih dari Rp 700 miliar tumbuh sebesar 10 persen pada 2017.
Sejak 2014, penjualan hunian ‘prime’ di Sydney dengan harga lebih dari Rp 30 miliar meningkat setiap tahun. Padahal harga hunian prime di sini naik 8,7 persen dibandingkan pada 2017.
Ini menjadikan Sydney memiliki performa pertumbuhan terbaik ke-9 secara global. Sedangkan Melbourne berada di urutan ke-10 dengan pertumbuhan sebesar 8,3 persen,” beber Iwan Sunito yang juga Komisaris Crown Group.
Pembeli rumah pertama juga meningkat pesat. Menurut data terbaru dari CoreLogic, persentasenya meningkat dari 7,5 persen pada awal 2017 menjadi hampir 15 persen pada akhir tahun lalu.
Hal ini berkat kebijakan First Home Owners Grant yang diberlakukan pemerintah New South Wales. Hibah Rp 105 juta diberikan kepada mereka yang membangun hunian baru senilai hingga Rp 7,5 miliar. Pembeli hunian baru senilai hingga Rp 6 miliar juga berhak mendapatkan hibah yang sama.
Meningkatnya pasar properti di Sydney berkat pengawasan dari Australian Prudential Regulation Authority (APRA) terhadap kredit macet. Standar kredit lebih ketat yang diberlakukan, memiliki dampak positif terhadap pasar properti nasional secara keseluruhan.
“Kebijakan APRA membantu mengurangi risiko pinjaman dan membuat pasar properti kami jadi lebih sehat,” ujar Iwan. dit