Bahasa Dialek Suroboyo Jadi Kendala Artis Pendukung Film ‘Siap Gan!’, Begini Cara Mereka Belajar Agar Bisa Main dengan Baik

Ramos Sihombing, executive producer (kanan), dan Wailan Rotinsulu, produser (kiri) mengapit para artis pendukung film ‘Siap Gan!’ saat jumpa pers di CGV BG Junction, Rabu (12/9/2018).

iniSURABAYA – Dialog dalam bahasa khas Suroboyoan, diakui jadi kendala utama saat main di film ‘Siap Gan!’. Apalagi para artis pendukung film produksi Muara Prima Entertainment ini sama sekali tidak ada yang berasal dari Jawa, khususnya Surabaya.

“Darah saya Padang. Tetapi sekolah di Semarang dan Solo. Sedang papa saya pensiun di Surabaya,” ungkap Yama Carlos saat jumpa pers di CGV BG Junction, Rabu (12/9/2018).

Karena itu, lanjut Yama Carlos, bahasa Jawa, terutama dialek Surabaya sama sekali tak asing baginya. “Secara pasif saya mengerti kalau ada orang pakai bahasa Jawa,” tutur pemeran Kapten Airlangga di film ‘Siap Gan!’ ini.

Sementara Qausar Harta Yudana pun menyatakan hal yang sama. “Beruntung kami diberi kesempatan reading dan belajar bahasa Suroboyoan ini selama sebulan. Ada coach yang khusus mengajarkan bahasa Suroboyo ini.” katanya.

Kesulitan lain bagi pemeran sosok Prabu ini adalah menjadi petugas Paskibraka. “Buat saya yang nggak pernah jadi petugas Paskibra ini tentu sulit. Perlu belajar baris berbaris dan disiplin ketat yang diterapkan pada peserta Paskibra ini,” tandasnya.

Film garapan sutradara Ody C Harahap ini memiliki pesan moral yang cukup mendalam, yakni tentang nasionalisme di kalangan anak muda. Karena itu pula, setting film ‘Siap Gan!’ seluruhnya dilakukan di Surabaya.

“Kota Surabaya dipilih karena sesuai dengan pesan film ini yang kental dengan rasa nasionalisme,” beber Ramos Sihombing, Executive Producer ‘Siap Gan!’.

Syuting diantaranya dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Hotel Majapahit, dan sebuah rumah sakit di Surabaya. Film ini juga menampilkan tokoh Pakde Sakiran (diperankan oleh Rudolf Puspa), veteran perang kemerdekaan.

Kaki Pakde Sakiran ini digambarkan terluka kena tembakan ketika terjadi kerusuhan saat perobekan bendera di depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit). dit

Pos terkait