Berbekal ‘Say’, Eira Syazira Hijrah ke Indonesia

Eira Syazira

iniSURABAYA – Nama artis sama sekali tak asing bagi masyarakat Malaysia. Selama ini sosoknya dikenal lewat sejumlah judul sinetron dan film layar lebar.

Tak puas hanya di satu bidang seni, Eira pun menjajal kemampuannya yang lain, menyanyi. Terbukti debut singlenya berjudul ‘Masih Ada Jodoh’ yang dirilis 2014 mendapat sambutan hangat penikmat musik di negerinya.

Hadirnya Eira di belantika musik ini memang tidak serta merta. Perempuan kelahiran Kuala Lumpur, 19 Juli 1984 ini sempat menimba ilmu vokal pada Siti Hajar Ismail.

Selepas mengikuti beberapa kelas bersama guru vokal ternama itu, Eira sadar tidak mudah untuk menjadi seorang penyanyi. “Tapi berkat bimbingan luar biasa akhirnya saya bisa menyanyi dengan baik,” katanya kepada iniSurabaya.com, Rabu (19/9/2018).

Sukses di single perdana itu pula yang membuat Eira menawarkan single keduanya, ‘Say’. “Judul ini sempat bikin penasaran masyarakat Malaysia,” ungkapnya.

Sebab, lanjut Eira, untuk menyampaikan rasa ‘sayang’ orang Malaysia tidak pernah menyebut dengan kata ‘say’. “Biasanya ya langsung ‘sayang’ atau ‘yang’. Jadi mereka merasa aneh ketika mendengar kata ‘say’,” imbuh pemilik nama Syazira Shuhaimi ini.

Menurut Eira, penggunaan judul ‘Say’ itu malah sempat dikira bahasa Inggris. “Mereka pikir itu lagu bule (asing). Tapi setelah tahu liriknya bahasa Indonesia, akhirnya mereka tahu ‘Say’ itu bukan ‘say’ dalam bahasa Inggris,” tutur Eira yang sudah mengantongi mini album berjudul ‘Cinta Balkis’.

Single ciptaan Endrru, komposer Indonesia ini memang bertema cinta. “Karena lagu ini pula, sekarang di Malaysia jadi popular kata ‘say’ untuk ungkapan sayang,” cetus Eira sambil tertawa.

Tak puas hanya dikenal publik di negeri sendiri, Eira pun mencoba peluangnya untuk ‘hijrah’ ke Indonesia. “Indonesia tak asing buat saya. Indonesia is my second home,” tandasnya.

Untuk mengenalkan single barunya itu, Eira pun melakukan touring ke sejumlah kota besar di Indonesia. diantaranya adalah Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, dan Lombok. “Saya juga sudah mencicipi makanan Indonesia, dan cocok. Saya suka gudeg. Saya juga suka makanan yang pedas,” ucap penikmat bakso ini. dit

Pos terkait