Cak Durasim Layak Dapat Gelar Pahlawan, Begini Alasan Meimura

Pentas ‘Cak Durasim Sang Pahlawan’ akan disajikan seniman ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara di Taman Krida Budaya Malang, Sabtu (22/9/2018).

iniSURABAYA | MALANG – Sabtu (22/9/2018) akan jadi saat istimewa bagi seniman ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara. Mereka yang rutin tampil di tobong ludruk di Gedung THR Surabaya tiap hari Sabtu ini dapat kesempatan unjuk diri di Taman Krida Budaya Malang.

Dan kisah yang akan mereka suguhkan adalah ‘Cak Durasim Sang Pahlawan’. Cerita yang mengangkat ketokohan Cak Durasim sebagai seniman ludruk di jaman penjajahan Jepang ini bukan yang pertama disajikan seniman Irama Budaya Sinar Nusantara.

Bacaan Lainnya

Lakon Cak Durasim ini pertama kali disajikan di Gedung Balai Pemuda Surabaya yang disaksikan pula oleh Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya. Kisah sang sama juga pernah disajikan di hadapan penikmat seni budaya di Jakarta.

“Lakon ‘Cak Durasim Sang Pahlawan ini merupakan salah satu masterpice kami,” tegas Meimura, motor seniman ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara kepada iniSurabaya.com, Kamis (20/9/2018).

Menurut Meimura,“Kami memang akan sering menggemakan keberanian Cak Durasim melawan tentara Jepang. Bahkan dia (Cak Durasim) meninggal karena dibunuh tentara Jepang di atas panggung ludruk di kawasan yang sekarang menjadi gedung kesenian yang diberi nama Cak Durasim itu.”

Meimura tak menepis ada tujuan khusus hadirnya kisah ‘Cak Durasim Sang Pahlawan’ ini di banyak kesempatan.

https://inisurabaya.com/seniman-ludruk-irama-budaya-sinar-nusantara-tampil-di-taman-krida-budaya-malang-sajikan-konsep-ini-untuk-menarik-perhatian-penonton/

“Bagi saya pribadi dan teman anggota ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara, ini bagain dari keinginan kami agar ada seniman ludruk yang mendapat gelar pahlawan dari negara, dan Cak Durasim lah orangnya,” tandas Meimura.

Pementasan ludruk ‘Cak Durasim Sang Pahlawan’ ini akan diawali dengan pertunjukan koor dan geguritan. Untuk pementasan koor ini Irama Budaya Sinar Nusantara mengirim 30 anak-anak asuhnya yang tergabung dalam ludruk anak-anak.

“Beberapa mitra kami, seperti Sanggar Medang Taruno Budoyo yang dipimpin Sriyuni juga ambil bagian,” ungkapnya. dit

Pos terkait