Dua Seniman Graffiti Beda Negara Kolaborasi Sambut ‘Yardfest Graffiti Festival 2018’ di Hotel Yello, Ini Hasilnya

Daos, seniman mural asal Vietnam (kanan) kolaborasi dengan Fivust, seniman asal Kota Bogor melakukan live performance di atas media kanvas di Hotel Yello Jemursari Surabaya.

iniSURABAYA – Bagaimana bila dua seniman graffiti beda gaya dan beda negara bertemu di Hotel Yello Jemursari Surabaya? Hasilnya adalah sebuah kreasi street art yang mereka beri judul ‘Run’.

Di ruang terbuka lantai 2 Yello Hotel Jemursari, selama hampir 30 menit Daos yang asal Vietnam, dan Fivust seniman asal Kota Bogor melakukan live performance di atas media kanvas. Gaya Daos yang cenderung ‘old school’ dan Fivust yang kuat di gaya ‘karakter’nya mampu dipadukan dalam sebuah frame yang mereka beri judul ‘Run’.

“Kata ‘run’ dalam gambar itu memang merepresentasikan orang yang sedang berlari,” kata Daos.

Menurut Daos, pesan yang ingin disampaikan melalui kreasi tersebut adalah di masa sekarang kita tidak boleh hanya berdiam diri.

“Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, kita harus berlari mengejar ketertinggalan. Karena hidup harus terus berjalan, berkembang, dan memberi manfaat kepada sesama,” paparnya.

Aksi dua seniman mural itu menjadi ‘pemanasan’ untuk kegiatan internasional bertajuk ‘Yardfest Graffiti Festival 2018’ yang berlangsung di Frontage pada 8 September 2018. Sedikitnya 21 seniman dari berbagai kota dan mancanegara ikut memeriahkan agenda tahunan tersebut.

Di tahun kedua penyelenggaraan ‘Yardfest Graffiti Festival 2018’ ini seniman luar negeri yang turut gabung antara lain dari Jepang, Kanada, Vietnam, dan Singapura. “Melalui kegiatan ini kami sekaligus ingin mengedukasi masyarakat bahwa street art atau mural ini tidaklah seburuk yang orang kira,” cetus Fivust.

Ditemui di tempat yang sama, Pino, motor komunitas Panggon 140 sebagai penyelenggara ‘Yardfest Graffiti Festival 2018’ menyatakan bahwa belakangan street art ini sudah makin diapresiasi masyarakat. Perubahan pandangan itu tak lepas dari aksi yang selama ini dilakukan para seniman mural.

“Kami sebetulnya tidak terlalu peduli pada penilaian orang. Ada atau tidak, kami tetap akan membikin sesuatu yang positif sesuai ketrampilan dan passion kami,” tandas Pino yang lulusan Ilmu Sejarah Universitas Airlangga.

Sementara Ita Tania, Manager Yello Hotel Jemursari Surabaya menambahkan, bahwa pihaknya akan memberikan support penuh untuk aktivitas yang berkaitan dengan street art seperti ‘Yardfest Graffiti Festival 2018’ ini.

“Kegiatan ini merupakan ide dan inovasi dari kaula muda yang perlu kita dukung dan apresiasi. Apalagi di jaman sekarang, kalangan anak mudanya identik dengan sifat malas serta kurang bersosialisasi dengan lingkungan. Melalui kegiatan seperti ini mereka bisa mengekspresikan diri secara positif dan memberi edukasi kepada masyarakat terhadap hal yang sering dianggap negatif,” ujarnya. dit

Pos terkait