Arsitektur Jepang Hadirkan Hunian yang Unik dengan Desain Eksterior ‘Hutan Susun’ di Waterloo, Sydney

0
1135

Bagus Sukmana, GM Strategic & Corporate Communication Indonesia Crown International Holdings Group memapar tokoh-tokoh dibalik hadirnya Mastery by Crown Group.

iniSURABAYA – Tiga desainer kelas dunia melakukan kolaborasi bikin tempat tinggal khas Jepang di Sydney, Australia. Dari ketiga desainer itu dua berasal dari Jepang, yaitu Kengo Kuma dan Koichi Takada, serta Sylvester Fuller, desainer dari Australia.

Mastery by Crown Group properti terbaru dari Crown Group karya tiga desainer tersebut berupa lima tower yang digarap dalam dua tahap.  “Tower itu sudah mulai dikerjakan tahun 2018. Tetapi penyelesaiannya tidak sama,” kata Bagus Sukmana, GM Strategic & Corporate Communication Indonesia Crown International Holdings Group.

Ditemui di Hotel Bumi Surabaya, Senin (22/10/2018), Bagus mengungkapkan bahwa Tower C yang terdiri dari 19 lantai baru selesai tahun 2021. Sedang tower A, B, D, dan E yang masing-masing terdiri dari enam lantai akan selesai tahun 2020.

Ketentuan mengenai tinggi tower itu, diakui Bagus, sesuai ketentuan pemerintah setempat bahwa dari beberapa menara yang dibangun pengembang hanya boleh satu yang paling tinggi. “Itu pun tidak boleh lebih dari 20 lantai, karena lokasi apartemen yang dekat dengan airport. Perjalanan 10 menit naik mobil. Selain itu juga mengakomodir konsumen yang suka apartemen tidak terlalu tinggi,” ungkapnya.

Menurut Bagus, peran arsitek asal Jepang itu akan memastikan bahwa Mastery by Crown Group kian memperluas batas-batas desain modern yang sudah didorong sebelumnya melalui Waterfall by Crown Group di Waterloo, dan Infinity by Crown Group di Green Square.

Kengo memiliki ide unik desain eksterior ‘hutan susun’ yang didominasi kayu untuk merevolusi cakrawala Waterloo dengan kolam renang atap kantilever yang spektakuler. Selain itu masih ada pusat kebugaran, spa, lounge bagi para penghuninya, dan bioskop mini.

Hutan kota, lanjut Bagus, adalah pusat dari tema bangunan yang menginspirasi dan dirancang untuk menghubungkan para penghuninya dengan alam, dan menghidupkan salah satu keyakinan utama Kengo Kuma, bahwa selalu ada hubungan antara alam dengan manusia. “Tetapi arsitektur yang baik tidak berusaha untuk memperbaiki alam. Sebaliknya, dia bergerak dengan alam, selalu membina dengan baik hubungan itu,” tutur Bagus mengutip ucapan Kengo.

Tiga menara hunian lainnya menampilkan bakat produktifKoichi Takada. Sementara menara hunian kelima dan terakhir dikerjakan oleh perusahaan asal Australia, Sylvester Fuller. “Karya Fuller menambahkan perspektif lokal yang unik untuk keseluruhan pembangunan,” imbuh Bagus.

Penjualan Mastery by Crown Group ini akan dimulai pada 17 November 2018 dengan target angka penjualan Rp 200 miliar. “Bangunan apartemen mewah tersebut cukup megah, sebab terdiri dari 384 unit,” ujar Bagus. dit

Comments are closed.