iniSURABAYA – Adaptasi dengan lingkungan diperlukan manusia untuk mempertahankan hidupnya. Adaptasi itu antara lain dilakukan dengan menciptakan beragam benda berdaya guna.
Ternyata adaptasi ini sudah dilakukan nenek moyang manusia sejak jutaan abad silam, sehingga secara bertahap mengalami perkembangan hingga wujudnya sekarang. Perkembangan manusia dari jaman ke jaman itulah yang disajikan lewat pameran museum bertajuk ‘Evolusi Kita’ di House of Sampoerna. Ada sekitar 14 koleksi fosil yang dipamerkan mulai Rabu (24/10/2018) hingga 29 November mendatang.
Fosil koleksi Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) itu memapar perubahan bentuk fisik manusia purba mulai dari Homo Erectus Arkaik menjadi Homo Erectus Tipik, dan berlanjut ke Homo Erectus Progresif.
Dalam pameran ini terdapat pula koleksi Sangiran 17 atau S17 yaitu temuan fosil Homo Erectus yang paling terkenal di dunia karena ditemukan dalam kondisi relatif lengkap sehingga wajah Homo Erectus dapat direkonstruksi secara utuh.
“Koleksi ini benar-benar luar biasa. Membuat saya bisa belajar langsung tentang kondisi manusia pra-sejarah,” cetus Yuli, salah seorang pengunjung House of Sampoerna.
Yuli yang mengaku asal Malang ini menyatakan, dirinya suka belajar tentang sejarah. “Hadirnya koleksi Sangiran ini membuat saya bisa melihat langsung bentuk aslinya seperti apa, tidak hanya lihat gambarnya di buku atau internet,” katanya.
Di tempat yang sama, Rani Anggraini selaku Manager House of Sampoerna menegaskan bahwa pameran ‘Evolusi Kita’ ini bentuk komitmen untuk mendukung perkembangan seni, budaya, sejarah dan pariwisata melalui berbagai agenda kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai edukatif dan sosial.
“Pameran ini juga tidak lepas dari bentuk tanggung jawab dan kepedulian PT HM Sampoerna Tbk kepada masyarakat,” ujarnya. sum