Kesempatan Berkesenian di Surabaya Makin Berkurang, Ini Pesan Luhur Kayungga pada OI

Luhur Kayungga (dua dari kiri) bersama Ipung PM (dua dari kanan) dan Nur Syamsi (kanan) saat tampil dalam sarasehan di ulang tahun ke-15 OI BPK Surabaya.

iniSURABAYA – Banyaknya gedung kesenian di Kota Surabaya yang beralih fungsi membuat banyak pemerhati dan pelaku seni jadi prihatin. Mereka khawatir warga Surabaya, terutama para seniman kehilangan ruang publik untuk berkesenian.

Para seniman menyoroti Taman Remaja Surabaya (TRS) yang sudah dianggap kehilangan roh seni budayanya lantaran tak ada lagi panggung terbuka. Juga kegiatan berkesenian di THR ‘dikalahkan’ oleh kepentingan pusat perbelanjaan, serta makin terbatasnya kesempatan menggunakan Balai Pemuda untuk aktivitas seni budaya.

Bacaan Lainnya

“Secara historical harusnya dilihat perjalanan Surabaya. Para senimannya punya partisipasi membangun citra Surabaya sebagai sebuah kota yang melahirkan tokoh-tokoh musik besar,” tegas Luhur Kayungga, Sekretaris Dewan Kesenian Surabaya.

Tampil sebagai narasumber di acara ‘15th Anniversary OI BPK Surabaya’, Luhur menekankan, peran seniman Surabaya ini tidak bisa dinafikan begitu saja. “Kita tak bisa pungkiri, Surabaya jadi ikon musik rock, di kalangan musisi negeri ini Surabaya menjadi tolok ukur musik rock,” tandasnya.

Dalam kaitan itu pula, Luhur mendorong OI lebih serius dalam menegaskan perannya tidak sebatas komunitas penggemar musisi Iwan Fals. “Jangan berhenti pada klangenan (kegemaran pada) lagu-lagu Iwan Fals,” ucapnya.

Menurut Luhur, sebagai organisasi kemasyarakatan, OI harusnya punya kepekaan terhadap lingkungan sosialnya. “Lagu-lagu Iwan Fals yang cenderung kritik sosial. Harusnya itu pula yang dilakukan OI, peka pada nilai sosial, mencermati dan mampu memberi kritik sosial,” begitu pesannya.

Selain Luhur Kayungga, tampil sebagai narasumber di acara sarasehan malam itu antara lain Nur Syamsi, Pembina BPK OI Surabaya, dan Ipung PM, gitaris Power Metal. Pesta ulang tahun yang diadakan di Café Tjap Pregolan, Minggu (14/10/2018) dimeriahkan aksi para musisi Kota Surabaya seperti Digo DZ, Cacak Ahmad, Edy Ningrat, Mr Jack, Eat It Coustic, Bengal Serdadoe, dan Grambyang Edan. dit

Pos terkait