
Monique Aditya

Monique Aditya
iniSURABAYA – Berawal dari aktivitasnya sebagai sukarelawan untuk bencana alam, Monique Aditya kini aktif menjadi motor kegiatan yang dia beri nama Indonesia Cerdas. Monique memang tidak sendirian. Sejak tahun 2016 dia menggandeng seorang guru Head of English di Sekolah Ciputra untuk melanjutkan program ini sampai sekarang.
“Pada tahun 2010 saya sukarelawan untuk bencana alam. Tetapi mulai akhir tahun 2013, lebih banyak ke kegiatan pendidikan secara independen bekerja sama dengan teman-teman NGO dalam maupun luar negeri,” katanya kepada iniSurabaya.com.
Masih secara independen selama hampir dua tahun, ibu dua anak ini mendistribusikan buku dan membangun perpustakaan di daerah terpencil dan pulau kecil di Indonesia. Karena banyak teman yang meminta Monique membentuk satu nama khusus akhirnya pada awal 2016 dibuatlah nama Indonesia Belajar.

Monique Aditya di tengah kesibukannya menjalankan kegiatan sosial bernama Indonesia Cerdas.
“Tetapi karena banyak yang mengira ada kaitan dengan ‘Indonesia Mengajar’, jadi saya ubah namanya menjadi ‘Indonesia Cerdas’,” tegas perempuan asal Temanggung, Jawa Tengah ini.
Menurut Monique, saat menjadi relawan bencana, dia menyaksikan ada yang ‘terlewatkan’ dari kegiatan penanganan korban bencana tersebut. “Bagaimana nasib anak-anak yang tidak bisa sekolah?” cetusnya.
Ditekankan Monique, anak-anak ini perlu kegiatan untuk mengisi kebosanan mereka di tempat pengungsian. “Selain itu, pada saat traveling, saya sering menemukan anak-anak yang di waktu sepulang sekolah tidak punya kegiatan yang bermanfaat, terutama di desa-desa kecil, sementara orangtua mereka sibuk di sawah atau hutan,” ungkapnya.
Menurut pengamatan Monique, anak-anak ini haus pengetahuan. Haus buku-buku berkualitas, haus membaca. “Tetapi karena keterbatasan akses mendapatkan buku dan di desa atau pulau itu terpencil, buku menjadi sangat mahal harganya,” imbuh Monique.
Maka di tengah kesibukan mengelola bisnis yang mengharuskannya sering mondar-mandir Cirebon-Surabaya, Monique lalu mencetuskan ide untuk membuat taman baca, perpustakaan bahkan ‘learning and activity center’ untuk desa-desa yang sudah ditargetkan.
Melalui ‘Indonesia Cerdas’ ini, Monique sudah menjangkau sejumlah daerah terpencil. Di antaranya adalah dua pulau di Kepulauan Mentawai, yaitu Pulau Sipora dan Siberut, Dusun Kompa di tengah kebun sawit Bogor, Desa Randegan dengan Program Oemah Bejo yang merupakan project pertama.
“Untuk program Oemah Bejo, hampir semua warga terlibat. Dan sekarang sudah mandiri,” paparnya. Kegiatan sosial ini juga dilakukan Moniqiue di kawasan NTB, seperti Lombok Utara, Lombok Timur, dan Sumbawa.
Monique pun menyebutkan, aktivitasnya bergeser ke NTT, khususnya di Pulau Lembata, Pulau Pemana, Maumere, Kupang, Labuan Bajo, Sumba Barat, Sumba Barat Daya. ‘Indonesia Cerdas’ ini juga bikin taman bacaan di Cirebon. dit