iniSURABAYA – Sebanyak 24 buah foto dan lukisan karya 16 anak Ponsos dan Kampung Anak Negeri dipajang di area Coffee Café Mercure Grand Mirama Hotel Surabaya mulai Sabtu (10/11/2018). Pameran bertajuk ‘Surabaya Insight’ ini sekaligus membuktikan meski anak-anak itu tidak ‘hidup normal’ seperti lainnya, mereka tetap bisa menghasilkan karya yang bahkan punya nilai tinggi.
Karya lukis dengan beraneka objek itu rata-rata ditawarkan dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 7,5 juta. Tetapi lukisan berjudul ‘Ragamnesia’ karya M Yusuf, dan karya Neneng yang berjudul ‘Kebunku’ yang sama-sama berukuran 145×145 cm ini dijual dengan harga Rp 15 juta.
Lukisan dengan ukuran paling besar yaitu 270 x 135 cm dan berjudul ‘Mallaby de Auto’ dipatok dengan harga Rp 30 juta. Lukisan ini berlatar warna merah putih menggambarkan bangkai mobil yang dikendarai Jenderal Mallaby di masa pergolakan 10 November 1945.
Tulisan ‘Merdeka Ataoe Mati’ terpampang di sisi merah, sedang onggokan mobil itu ada di sisi putih. Di bagian atas mobil itu ada papan bertuliskan ‘Once and Forever’.
Yang menarik, ada tiga nama yang tertera pada lukisan ini sebagai pelukisnya, yaitu Rajes, Rizky, dan Syahrul. Lukisan yang digarap selama 2,5 minggu ini pula yang secara spesial dibungkus kain dan dibuka oleh Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya menandai diresmikannya pameran lukisan tersebut.
“Kami kerjakan secara bergantian. Ada yang bagian sketsa hingga mengecatnya,” tutur M Rajesh Ramdhany.
Ditemui iniSurabaya.com di tempat yang sama, Erni Lutfia, Kepala UPTD Kampung Anak Negeri Pemkot Surabaya menyatakan anak-anak penghuni Kampung Anak Negeri dan Ponsos Kalijudan punya latar belakang berbeda. Kampung Anak Negeri, menurut Erni, adalah anak normal yang sebagian besar berasal dari keluarga bermasalah.
“Mereka umumnya ditinggal orangtua karena bercerai, atau ayahnya masuk penjara sedang ibunya kerja jadi TKW,” paparnya.
Sedang penghuni Ponsos Kalijudan adalah anak-anak berkebutuhan khusus. “Tetapi mereka sama-sama mendapat ekstra kulikuler berupa melukis, membatik, atau musik. Anak-anak ini juga dapat ikut kegiatan olahraga seperti pelatihan tinju, balap sepeda, tapak suci, dan servis HP,” ungkapnya.
Pameran lukisan ini bukan yang pertama bagi anak-anak tersebut. “Selain pameran di tingkat lokal Surabaya, mereka juga pernah ikut pameran tingkat nasional,” tegasnya. dit