Sulung Widya Ungkap Kegelisahan di Pameran ‘Attendance’, Seperti Ini Pengakuannya

Lukisan kolase karya Sulung Ridya menarik perhatian pengunjung Artotel Surabaya.

iniSURABAYA – Karya lukis kolase termasuk jarang ada, karena proses pembuatannya rumit dan membutuhkan kesabaran. Kolase adalah teknik mengumpulkan gambar dari buku, majalah, koran atau poster. Proses berikutnya adalah memotong bahan-bahan tersebut sedemikian rupa lalu disusun menjadi bentuk gambar baru.

Meski begitu, lukisan kolase ini justru menarik perhatian Sulung Widya. Pria yang kini berdomisili di Yogyakarta ini mengaku kecintaannya terhadap teknik melukis kolase bermula sejak SMA.

Bacaan Lainnya

“Awalnya waktu SMA saya datang ke pameran lukisan. Di sana saya lihat ada teknik kolase yang menurut saya sangat keren. Dan ketika saya coba, tidak membutuhkan waktu yang lama,” ujar seniman kelahiran Magelang tersebut.

Kini karya Sulung Widya menghiasi area lobi Artspace Artotel Surabaya. Pameran tunggal bertajuk ‘Attendance’ itu memajang enam buah karya lukis Sulung hingga 25 November 2018.

Menurut Sulung, tema tersebut dipilih sebagai obat penawar rindunya melukis solo. “‘Attendance’ artinya kehadiran. Jadi makna di balik itu semacam rasa kegelisahan saya selama 4-5 tahun terakhir lebih aktif berkesenian kelompok di Yogya. Melalui pameran ini saya akhirnya kembali berkarya sendiri,” katanya kepada iniSurabaya.com di tengah persiapan pembukaan pameran.

Sulung yang sudah terjun di dunia seni sejak tahun 2002 itu menambahkan, semua lukisan kolasenya ini terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Sulung Widya menyatakan pula bahwa, keenam lukisan kolase karyanya ini dijual dengan harga kisaran Rp 10 juta.

Disinggung soal proses penggarapan, Sulung mengatakan,“Saya selalu memosisikan diri sendiri berada dalam lukisan. Jadi tidak butuh waktu lama untuk merampungkan karya saya. Paling lama hanya satu bulan.”

Namun, Sulung menunjuk lukisan berjudul ‘Divided Attention’ termasuk yang paling lama pengerjaannya. “Karena medianya memang paling besar diantara yang lain,” ungkap seniman lulusan Seni Rupa ISI Yogyakarta ini.

Sementara Eggy Rigata, Hotel Manager Artotel Surabaya tak menepis bahwa teknik lukisan kolase seperti karya Sulung Widya ini bisa dibilang jarang ada dan sangat unik. “Saya sangat bangga dapat menghadirkan pameran dengan konsep baru di Artotel,” ujarnya.

Eggy menandaskan, pameran lukisan ini tidak hanya menjadi hiburan bagi tamu. “Kami selalu menekankan, seperti nama hotel ini yang mengandung kata ‘art’ yang berarti seni, harapannya tentu agar hotel ini dapat lebih menunjukkan apresisasinya terhadap seniman Indonesia,” pungkasnya. sum

Pos terkait