
iniSURABAYA – Di tengah persaingan ketat dunia perhotelan di Surabaya, Best Western Papilio Surabaya sukses mencapai okupansi sebesar 70 persen sepanjang tahun 2018. Dan di tahun 2019, hotel bintang 4 ini menaikkan target okupansi menjadi 75 persen.
Optismisme itu dilandasi oleh suasana di Indonesia yang menghadapi tahun politik. “Saat itu kami yakin ada banyak pertemuan dan sejenisnya, sehingga harapannya kami dapat imbas kenaikan kunjungan tamu,” tegas Agus Anom Suroto, GM Best Western Papilo Hotel Surabaya kepada iniSurabaya.com, Senin (10/12/2018).
Upaya menarik perhatian tamu itu, lanjut pria yang akrab disapa Anom ini, diantaranya dilakukan dengan memberi banyak keuntungan bagi tamu, khususnya yang menjadi member Best Western Rewards.
“Benefit yang diperoleh member adalah priority check in dan express check out. Belum lagi untuk diskon fnb dan juga laundry, serta free room upgrade dan juga late check out sampai pukul 4 sore,” paparnya.
Selain itu juga, layanan lain yang diberikan adalah memberikan afternoon tea kepada para tamu yang menginap. “Ini berlaku untuk semua tipe member,” kata Anom.
Anom menekankan pula bahwa emotional experience sangat penting. “Dengan memberikan senyum serta pelayanan terbaik, diharapkan para tamu puas dan menjadi repeater tidak hanya di Best Western Papilio Hotel, tapi juga di 16 properti yang lain di Indonesia,” urainya.
Menurut Anom, optimisme kenaikan okupansi itu juga lantaran Best Western menggunakan sistem online marketing. Bahkan untuk peningkatan kualitas system ini Best Western International Indonesia menanamkan investasi yang cukup besar yaitu mencapai 1,8 miliar dolar AS.
Sistem online marketing ini bahkan diklaim tercanggih di Indonesia. sistem yang sama juga digunakan di 17 hotel jaringan Best Western International Indonesia yang tersebar di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
Terkait terus berkembangnya teknologi informasi ini, Iwanto Hartojo, President Director Best Western International Indonesia saat ditemui di tempat yang sama mengingatkan agar menerapkan kejujuran dalam memberikan informasi pada masyarakat.
“Kalau dulu fasilitas jelek dibilang bagus nggak ada yang protes. Sekarang nggak bisa seperti itu, karena orang bisa dengan mudah posting segala yang mereka lihat langsung ke internet dan menyebar ke seluruh dunia,” tandasnya.
Jadi, lanjut Iwanto, jika perkembangan teknologi informasi ini tidak disikapi dengan bijaksana justru akan menjadi boomerang bagi bisnis properti. “Kita juga dituntut untuk memberi layanan seperti yang dijanjikan,” ujarnya menegaskan.
Untuk menekankan komitmen manajemen Best Western pada layanan terbaik untuk konsumen itu pula, Best Western International Indonesia menggelar ‘The 9″’Annual General Manager Conference’ yang diselenggarakan di Solo Rabu (12/12/2018). Sebelumnya, diawali dengan pre-event yang berlangsung selama tiga hari mulai 8-10 Desember 2018 di Best Western Papilio Hotel Surabaya. dit