
iniSURABAYA – Meski kanker payudara juga bisa terjadi pada pria tetapi kasusnya hanya 1 persen dari total penderita penyakit yang mematikan ini. Yang perlu diwaspadai justru kian luasnya rentang usia penderita kanker payudara yang kini banyak ditemukan pada mereka yang berusia di bawah 40 tahun.
“Di RS Onkologi dalam kurun waktu lima tahun hanya ada satu pasien kanker payudara pria. Meski kecil tetap harus waspada,’ tegas dr Sidharta Himawan Giri SpB, staf Medik Bedah di RS Onkologi kepada iniSurabaya.com, Kamis (27/12/2018).
Ditemui di tengah acara ‘Breast Cancer Sosialization from RS Onkologi’ di Mercure Grand Mirama Surabaya, pria yang akrab disapa Angga ini mengingatkan, pasien wanita yang diketahui menderita kanker payudara ini makin muda.
“Dulu penderitanya berusia sekitar 40-50 atau mereka yang berusia lanjut. Sekarang mereka yang di bawah 40 tahun juga punya kemungkinan kena kanker ini. Bahkan ada yang masih usia 15 tahun,” tandasnya.
Menurut Angga setiap orang punya
kemungkinan terpapar kanker payudara, dan hingga kini belum ditemukan penyebabnya.
Banyak faktor bisa jadi pemicu kanker payudara.
“Bisa karena faktor genetik, juga bisa karena gaya hidup yang tidak bagus, seperti merokok atau minum minuman beralkohol,” paparnya.
Angga menyayangkan banyak penderita kanker payudara ini datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut. “Kanker payudara ini sebetulnya bisa disembuhkan asal bisa diketahu cepat. Makin tinggi tingkat sakitnya, makin tipis kemungkinan penyembuhannya,” katanya.
Bahkan, lanjut Angga, bukan tidak mungkin malah akan menyebar kemana-mana. “Kemungkinan terbesar adalah menyerang hati dan paru-paru. Tetapi, bisa pula sampai ke otak dan tulang,” imbuhnya.
Karena itu, deteksi dini ditekankan Angga bisa menjadi pencegahan sekunder sehingga bisa diketahui sejak awal kemungkinan seseorang terjangkit kanker payudara atau tidak. Angga lalu menyarankan agar setiap wanita melakukan Sadari (pemeriksaan payudara sendiri).
Ditemui terpisah, Ririn Octaviani, Learning & Development Support Mercure Grand Mirama Surabaya menyatakan bahwa informasi yang dibagikan oleh dokter Angga itu bisa menambah wawasan bagi karyawan hotel bintang 4 tersebut.
“Ini penting untuk pencegahan karena karyawan perempuan di hotel ini cukup banyak,” urainya. dit