

iniSURABAYA – Di era serba digital ini kearifan lokal makin menjadi langka. Anak muda bahkan makin asing dengan segala hal yang berbau tradisional, karena mereka mudah mengakses banyak informasi yang dianggap lebih menarik lewat gawai yang setiap saat di tangan.
Keprihatinan itu pula yang melatari digelarnya pameran lukisan bersama bertajuk ‘Local Wisdom’. Kegiatan yang diikuti sekitar 48 seniman anggota Komunitas Perupa Jawa Timur (Koperjati) ini memajang sekitar 96 karya lukis di Koperjati Art Space Surabaya mulai Minggu (20/1/2019) hingga 3 Februari mendatang.
Para perupa dari seluruh Jatim ini mencoba menghadirkan seni budaya dari masing-masing daerah. Shochib Munajat misalnya, menyajikan ‘Seni Jaranan’ asal Kediri.
Seniman asal Lamongan yang mencoba mewujudkan gagasannya dalam gaya realis ini juga menyodorkan karyanya yang lain yang dia beri judul ‘Remo’.
“Tentu sangat memprihatinkan jika kesenian-kesenian sebagai warisan leluhur ini terus tergusur dan makin asing dengan anak-anak generasi milenial,” kata Shochib.

Di bagian dinding lainnya, pelukis senior Surabaya, Cak Kandar memajang karya yang dia beri judul ’Jagad Alit Gumulung Jagad Ageng’. Menurut seniman yang sudah melukis sejak tahun 1965 ini, lukisannya itu menggambarkan filosofi hidup orang Jawa jaman dulu yang masih dipakai hingga sekarang.

“Artinya, ketika jagat alit telah menggulung jagat ageng, biasanya seseorang tidak lagi terikat oleh sifat-sifat keduniawian. Sebaliknya, jika jagat ageng nggumulung jagat alit, maka kehidupan selalu berorientasi pada materi,” ungkap Cak Kandar mengenai karya lukis yang dia buat di atas kanvas ukuran 50x50cm ini.

Ditemui iniSurabaya.com di tengah persiapan peresmian pameran ‘Local Wisdom’, Muit Arsa, Ketua Umum Koperjati menyatakan, pameran lukisan ini untuk mengingatkan pada masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam segala aspek kehidupan, baik lingkungan, pergaulan, tradisi, adat istiadat, hukum, pendidikan, spiritual, seni, maupun budaya.
“Karena itu, melalui kegiatan ini kami berharap dapat berperan aktif turut menjaga warisan leluhur dengan cara kami sebagai pelaku seni,” tandas Muit Arsa. dit