RSUD Dr Soetomo Tangani 85 Kasus Kembar Siam Sejak 1975, 56 Persen Pasien Meninggal, Ini Penyebabnya

Dr Urip Murtedjo SpB KL, Ketua Forum Pers RSU dr Soetomo (kiri), bersama dr Agus Harianto SpA K, Kepala Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK Unair Surabaya saat memapar buku Tata Laksana Kembar Siam.

iniSURABAYA – Kembar siam merupakan  kasus kelainan bawaan yang cukup sering terjadi di Indonesia. Sejak 1975 hingga 2017, RSUD Dr Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga telah merawat 85 kasus kembar siam.

Dari angka itu, didominasi jenis thoracoabdominopagus yaitu kasus dempet dada. Yang makin memprihatinkan, dari kasus yang masuk sebagian besar pasien akhirnya meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

“Dari 85 kasus itu hanya 37 kasus (43,5 persen) yang survive dan 48 kasus (56,5 persen) yang nonsurvive,” ungkap dr Agus Harianto SpA(K), Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetomo.

Menurut dokter Agus, penanganan kembar siam di Indonesia sangat berbeda dengan luar negeri. Ada banyak faktor dan masalah kompleks yang harus dihadapi mengingat geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Untuk mempermudah penanganan bayi kembar siam ini, Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK Unair Surabaya akhirnya menerbitkan buku Tata Laksana Kembar Siam.

Ditekankan dokter Agus, prosedur tetap tata laksana penanganan kembar siam telah disusun secara terpadu menyeluruh dan berkesinambungan. “Mulai dari struktur organisasi, diagnosis rujukan, waktu operasi hingga pemantauan tumbuh kembangnya,” paparnya. 

Dokter Agus berharap,”Dengan buku ini bisa menjadi pengetahuan bagi akademisi dan praktisi untuk mengetahui klasifikasi kembar siam berdasarkan anatomis dan fisiologisnya sehingga tidak semua kasus kembar Siam harus dirujuk.”

Dalam buku ini juga terdapat beragam korespondensi dari ahli di Luar negeri serta sejumlah dokumentasi penanganan kembar siam dari 2009 sampai 2017. “Pembuatan buku ini permintaan semua pihak, sebagai kontribusi dan kenang-kenangan berbagai teknik penanganan kembar siam yang digunakan selama ini,” Dr Urip Murtedjo SpB KL, Ketua Forum Pers RSU dr Soetomo.

Ditegaskan pula, bahwa buku ini menjadi referensi yang mahal karena berdasarkan pengalaman puluhan tahun. “Meskipun RSUD Dr Soetomo menangani wilayah Jawa Timur dan Indonesia bagian Timur, tapi buku ini menunjukkan jejaring dengan rumah sakit lain dalam menangani kembar siam. Termasuk kembar siam di Bandung, Batam, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta,Malang, Mataram, Medan, dan Palembang,” imbuhnya. dit

Pos terkait