Seorang Dubes RI di Eropa Ternyata Sempat Sarankan Addie MS Jadi Dubes, Tak Disangka Begini Reaksinya

Addie MS

iniSURABAYA – Addie Muljadi Sumaatmadja atau yang lebih dikenal dengan nama Addie MS punya alasan khusus, kenapa akhirnya menerima tawaran membuat biografi.

“Aku ingin masyarakat melihat kerja keras dan pengorbanan di balik pencapaianku,” tegas Addie MS kepada inSurabaya.com saat dihubungi melalui WhatsApp, Sabtu (26/1/2019).

Addie MS menandaskan, melalui cerita perjalanan hidupnya yang dituangkan dalam buku ‘Addie MS’ tersebut dirinya ingin meyakinkan masyarakat, khususnya generasi milenial, bahwa impian yang tinggi jika diperjuangkan dengan kerja keras dan kecintaan, inshaa Allah bisa terwujud.

Bacaan Lainnya
Baca Juga : https://inisurabaya.com/2019/01/sempat-tolak-bikin-biografi-addie-ms-akhirnya-luluh-di-hadapan-evariny-adriana-begini-alasannya/

“Buku ini menceritakan kehidupanku sejak lahir sampai kini. Baik keluarga, pendidikan maupun karier,” paparnya.

Buku itu kian istimewa lantaran penyanyi kenamaan asal Kanada, David Foster, turut memberikan testimoni mengenai sosok komposer di balik Twilite Orchestra tersebut.

“He had a full understanding of western pop music as well as his obvious love and immense talent for the music in his world, Together we had many wonderful collaborations. He is a world class musician and I am proud to call him my colleague and my friend,” begitu tulis David Foster.  

Addie yang sempat kolaborasi dengan David Foster pada tahun 1992 ini sempat putus asa ketika harus menunggu jawaban permintaannya untuk memberikan testimoni pada biografinya itu.

“Aku minta testimoni buku ini lewat email tapi nggak dibalas-balas,” ujarnya.

Tetapi, beberapa saat sebelum buku itu naik cetak, Addie MS justru mendapat kejutan dari pelantun ‘The Best of Me’ tersebut. “Sebelum dicetak, dia kirim testimoninya. Aku mau nangis, sampai berkaca-kaca,” katanya.

Ketika ditanya kemungkinan ada target lain dari pembuatan buku biografi ini, Addie yang sempat berperan sebagai music scoring di sejumlah film layar lebar seperti ‘Dealova’ (2005), ‘Cinta Pertama’ (2006), dan ‘Summber Breeze’ (2008) ini spontan menyatakan,”Tidak ada.”

Saat didesak kemungkinan dia ingin memanfaatkan biografi tersebut sebagai ‘batu loncatan’ untuk menerjuni dunia politik seperti banyak dilakukan teman-teman artis lainnya, konduktor musik ini malah tertawa,” Hahaha….Ga kepikir, Mas. Sudah sejak delapan tahunan yang lalu diajak masuk partai. Lalu ada yang bicara soal menteri. Ada dubes senior RI di Eropa yang sarankan aku jadi dubes juga.”

Addie MS yang karyanya turut menghiasi film ‘In The Nam of Love’ (2008), dan ‘Sepuluh’ (2009) ini menyatakan,”Blas…sama sekali ngga bikin aku terpikir ke sana. Alhamdulillah sudah bahagia jadi musisi. Aku banyak bicara sosial politik di medsos (media sosial) hanya karena peduli. Bukan karena ingin jabatan.” dit

Pos terkait