Gelar Program ‘Wujudkan Generasi Indonesia Bergizi dan Sehat’, Tempo Scan Group Ajak Masyarakat Beri Nutrisi yang Tepat Bagi Anak-Anak

0
1158
Handojo S Muljadi, President Director Tempo Scan Group di acara ‘Wujudkan Generasi Indonesia Bergizi dan Sehat’ Lapangan Bina Warga ‘Asri’ RW 10 Jl Candipuro Surabaya, Kamis (21/2/2019).

iniSURABAYA – Nutrisi menjadi bagian penting dalam tumbuh kembang anak. Itu pula yang melandasi digelarnya program ‘Wujudkan Generasi Indonesia Bergizi dan Sehat’ di sejumlah titik di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Melalui kegiatan CSR Indonesia Tersenyum, Tempo Scan Group memberikan bantuan tambahan nutrisi dan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

“Program ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial kami terhadap masyarakat Indonesia yang telah berjalan sejak tahun 2017,” ungkap Handojo S Muljadi, President Director Tempo Scan Group, Kamis (21/2/2019).

Ditemui di acara ‘Wujudkan Generasi Indonesia Bergizi dan Sehat’ di Lapangan Bina Warga ‘Asri’ RW 10 Jl Candipuro Surabaya, Handojo menyatakan, di tahun 2019 kegiatan ini akan menjangkau beberapa wilayah di Jatim dan Jateng dengan total estimasi penerima bantuan diperkirakan berjumlah 8.000 anak-anak di atas usia satu tahun.

Menurut Handojo, pada tahun 2017 program tersebut telah menjangkau lima kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Serta meliputi 172 Posyandu di delapan kecamatan dan berhasil membantu 8.781 anak-anak dengan usia di atas 1 tahun.

“Melalui program ini, kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia turut berpartisipasi guna mewujudkan kesetaraan kesempatan bagi anak Indonesia melalui pemberian nutrisi yang tepat, sehingga dapat mewujudkan generasi Indonesia yang bergizi dan sehat,” tegas Handojo,.

Dia menambahkan,“Program CSR ini dalam pelaksanaannya akan melibatkan instansi terkait antara lain seperti posyandu yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar terdekat dengan masyarakat.”  

Informasi lain yang diperoleh iniSurabaya.com memaparkan bahwa, berdasarkan Riskesdas 2018 terdapat perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Ini terbukti dari proporsi status gizi buruk dan gizi kurang menunjukkan penurunan jadi 17,7 persen dibanding sebelumnya yang ada di angka 19,6 persen (Riskesdas 2013).

Hal ini didukung Data BPS 2018 yang menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun prosentase dan berhasil mencapai titik terendah di 2018.

Meski demikian, Whisnu Sakti Buana, Wakil Walikota Surabaya yang turut hadir di acara tersebut mengingatkan agar menurunnya tren kasus kekurangan gizi dan tingkat kemiskinan itu tidak membuat terlena.

”Tentunya peranan seluruh lapisan masyarakat termasuk dunia usaha sangat diperlukan untuk terus menekan jumlah tersebut, mengingat besarnya dampak dari kekurangan gizi sejak dini bagi kualitas generasi Indonesia ke depan,” tandasnya. dit

Comments are closed.