
iniSURABAYA – Panggung musik rock Surabaya ternyata tak pernah kehabisan musisi. Terbukti Brother of Metal yang selama ini menjadi wadah bagi kelompok musik cadas perlu melakukan seleksi ketat bagi grup band yang ingin tampil di Decibel Lounge and Bar.
Menurut Edy Ningrat, promotor Brother of Metal, pihaknya bekerjasama dengan Decibel Lounge and Bar untuk mewadahi hadir dan tumbuhnya musisi-musisi cadas di Surabaya.
Setiap
Jumat malam, satu grup band rock diberi kesempatan untuk menunjukkan eksistensi
dirinya membawakan komposisi metal dan classic rock. Sejak dimulai November
2018, sudah ada sekitar 40 grup metal tampil di panggung Decibel Lounge and Bar.
Dan ternyata, yang gabung tak hanya
musisi dari Surabaya. Ada pula kelompok musik cadas dari Lamongan, dan Sidoarjo
turut bergabung.
Untuk bisa tampil sebagai bintang tamu di panggung Decibel Lounge and Bar ada syarat yang harus dipenuhi para musisi yang mengusung genre metal ini. ”Mereka harus bisa membawakan komposisi selama 45 menit,” tegas Edy Ningrat.
Waktu yang ditetapkan Brother of Metal ini memang sebuah ujian bagi kelompok musik untuk menunjukkan eksistensi diri. “Bagi band yang sudah punya jam terbang tinggi, punya penguasaan komposisi cukup, tentu mampu tampil nonstop selama 45 menit,” ujarnya.
Diakui Edy Ningrat, tak semua band
berani menjalani tantangan tersebut. “Biasanya mereka hanya menguasai 3-4 lagu
setelah itu KO,” cetusnya.
Edy Ningrat berharap Brother of Metal bisa bertahan dan berkembang untuk terus menjadi ‘rumah’ bagi musisi-musisi cadas. “Kalau di Eropa kan ada Wacken Metal Battle,” kata Edy Ningrat memberi contoh.
Khusus Jumat (22/2/2019) yang dapat giliran adalah Nazgul, musisi metal yang diperkuat personel Andre (gitar), Martin (gitar), Abas (bass), serta Sergypt (vokal).
“Nama Nazgul kami adopsi dari tokoh Lord of The Rings. Selain itu juga ada merek pickup gitar yang suaranya benar-benar metal,” kata Andre.
Nazgul yang dibentuk pada Februari 2018 ini sedang mempersiapkan single dan sekaligus video klipnya. Berbekal semangat kebersamaan, Nazgul berusaha keras agar eksistensi mereka bisa membuat eksistensi musisi rock Surabaya diakui di kancah musik negeri ini.
“Kami ingin ‘menyumbang suara’. Setidaknya eksistensi kami semoga bisa memperkuat kembali kota ini (Surabaya) sebagai barometer musik rock Indonesia,” tandas Sergypt. dit