iniSURABAYA – Kain batik kian akrab dengan keseharian penikmat fashion negeri ini. Bahkan untuk momen special menyambut Tahun Baru Imlek sekali pun, batik ternyata juga nyaman dan tetap menarik dipakai.
Keberanian menghadirkan bahan batik untuk Cheongsam ini dilakukan oleh desainer Stephanie Zhang. Meski begitu, Stephanie menegaskan bahwa material batik yang dia gunakan untuk busana pesta ini tidak sembarangan.
Lulusan UK Petra Surabaya ini memakai batik tulis asli Pekalongan dari kain sutra. Untuk warna dia memadukan merah sebagai ciri khas Imlek dengan warna-warna emas.
Motifnya berupa tumbuh-tumbuhan dan kipas yang diklaim sebagai lambang kemakmuran dan rezeki. “Motifnya saya buat sendiri, kemudian saya serahkan ke perajin batik di sana,” begitu ungkapnya.
Cheongsam dari kain batik ini merupakan sesuatu yang baru bagi Stephanie. Wanita yang memperdalam pengetahuan di bidang rancang busana di Arva School of Fashion Surabaya menyatakan ingin mencoba menghadirkan nuasa indonesia dan Tiongkok kepada pelanggannya.
“Ternyata hasilnya cantik. Apalagi batik Pekalongan kan terkenal bagus,” kata desainer asal Surabaya ini.
Menurut Stephanie, Cheongsam modern kreasinya pas buat mereka yang berusia 20-30 tahun. Rancangannya ini tak hanya berpotongan simple khas Cheongsam pada umumnya, dengan potongan fit dan belahan.
Bedanya, ia menambahkan outer berbentuk selendang dan cape yang bisa dibongkar pasang sehingga menambah kesan elegan ketika dikenakan. Untuk bagian kerah, ia tetap mengikuti pakem Cheongsam pada umumnya dengan touch of Oriental dan taburan mutiara Jepang di atasnya, serta tak ketinggalan kancing Jepang.
Sebagai aksesoris tambahan, ia membuat kipas kecil dengan motif senada. Juga tusuk konde Cheongsam berwarna senada untuk memberikan kesan lebih Oriental.
“Sebenarnya untuk headpice bisa dikreasikan. Bisa juga diganti dengan aksesoris bunga-bungaan atau tusuk konde,” ujarnya memberi tips spesial. dit