Cantik Sepanjang Masa Dibalut Busana Pengantin Karya Melia Wijaya, Seperti Ini Detilnya

Busana pengantin rancangan Melia Wijaya bertema L’eternelle Beaute atau cantik sepanjang masa diperagakan di De Soematra Surabaya.

iniSURABAYA – Di awal tahun 2019, desainer papan atas Surabaya, Melia Wijaya menghadirkan karya busana pengantin terbarunya. Sebanyak 15 rancangan yang dipamerkan di hadapan warga kota di De Soematra, Surabaya, Jumat (1/3/2019).  

Busana dengan tema L’eternelle Beaute atau cantik sepanjang masa ini menandai 20 tahun perjalanan karirnya sebagai fashion designer di jagad fashion Tanah Air. “Fashion jadi inspirasi kehidupan saya,” begitu tegasnya kepada iniSurabaya.com.

Bacaan Lainnya

Menurut Melia, tampil cantik sepanjang masa itu bisa diwujudkan dengan cara sederhana tapi elegance. “Simple dan elegance, kesederhanaan dan keanggunan, ini ciri khas yang tetap saya pertahankan dalam 20 tahun berkarir,” ungkapnya.

Itu pula alasannya dari 15 karya terbarunya itu enam busana diantaranya digunakan model dari mancanegara. “Saya pakai model bule, karena di luar negeri tema simple ini sudah biasa dipakai. Karena itu dim omen ini ingin saya tunjukkan bahwa model simple pun tetap tampil menarik,” imbuhnya.   

Untuk menciptakan karakter tersebut, Melia Wijaya yang anggota APPMI Jawa Timur ini mengoptimalkan cutting dengan detail minimal. Menggunakan bahan-bahan duches, tile bermotif, tile payet, dan organza, Melia menghadirkan kreasi dalam gaya A-Line, mermaid, dan juga ball gown.   

Permainan cutting yang jadi ciri khasnya itu, diakui Melia, membuat pemakainya percaya diri dan nyaman. “Sehingga tanpa fitting pun bisa langsung pas,” tandasnya.  

Untuk warna, Melia masih menggunakan warna-warna konservatif yaitu putih tulang dan gading. Sedang untuk rancangan busana pengantin ini, dia menempelkan aksesoris karya Nahum Joy Limantara sehingga tampil lebih menawan.

Di tangan terampil Nahum, muncul kreasi headpiece dan tiara. Uniknya, jika biasanya tiara pernikahan didominasi warna putih, Nahum menawarkan sentuhan berbeda dengan permainan warna gold, champangne gold dan rosegold.

“Jika tahun-tahun sebelumnya era gold sudah ditinggalkan, sekarang saya pakai lagi,” urainya. dit

Pos terkait