iniSURABAYA.com – Seni merangkai huruf menjadi tulisan indah belakangan makin digemari anak milenial. Komunitas hand lettering pun berkembang luas di sejumlah kota besar di Tanah Air.
Salah satunya adalah Surabaya Lettering (Sub Letter). Komunitas pecinta lettering sudah eksis sejak empat tahun silam.
“Pemicunya adalah ‘gerakan’ dari teman-teman pecinta letter dari Jakarta,” ungkap Achmad Faris, salah seorang aktivis Sub Letter, Sabtu (16/3/2019).
Menurut Faris, komunitas Belmen Id yang dimotori pecinta letter Jakarta yang diproklamirkan tahun 2014 ini terus memotivasi para pegiat seni letter di daerah untuk membentuk komunitas agar memudahkan sharing ilmu dan berbagi pengalaman.
Ditemui di tengah acara Pameran Kolaborasi Seni Hand Lettering dan Doddle Art di Lobi Yello Hotel Jemursari Surabaya, Faris menambahkan, Sub Letter rutin menggelar pertemuan setiap dua minggu sekali.
“Seni hand lettering itu tak hanya satu aliran. Jadi lewat ‘meet up’ itu pula kami saling diskusi mengenai kreasi masing-masing untuk kemudian dieskpresikan lewat karya bersama seperti yang kami pamerkan kali ini,” imbuhnya.
Faris mengaku,”Kami menggeluti seni hand lettering ini karena bisa diaplikasikan pada media yang beragam.”
Tak hanya di kanvas. Seni hand lettering ini juga bisa dibuat di atas kertas beragam ukuran, seperti A3, A4, atau A5.
“Bahkan dibuat untuk menghiasi body mobil pun bisa,” ujar Faris yang masih tercatat sebagai mahasiswa semester 4 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jurusan Elektronik.
Karya seni hand lettering dalam beragam media ini pula yang dipajang di area lobi Yello Hotel Jemursari selama dua hari, Sabtu-Minggu (16-17/3/2019).
“Menggeluti seni hand lettering itu seru. Karena sekilas kelihatan gampang, tetapi saat dicoba bisa menguras energi,” ucap Salsa Sabila, salah seorang seniman Sub Letter yang turut ambil bagian dalam pameran tersebut.
Mahasiswi semester 2 Universitas Negeri Surabaya Jurusan Seni Rupa ini mengaku tertarik seni hand lettering sejak masih duduk di bangku SMA. Karena penasaran, Salsa berusaha keras belajar untuk bisa berkreasi menghasilkan tulisan-tulisan indah.
“Saya biasanya memakai brush pen atau spidol buat menulis,” cetusnya. dit