Mengenakan Yukata Ada Aturan Bakunya, Kalau Salah Pakai Bisa Dikira Ada yang Meninggal

iniSURABAYA.com – Yukata, pakaian tradisional yang dipakai saat musim panas ini memang tak hanya populer di Jepang, negara asalnya. Sebagai busana kasual yang unik, yukata juga sering dikenakan oleh orang Indonesia dalam acara kejepangan.

Meski banyak orang Indonesia pakai yukata, tetapi ternyata belum semuanya memahami cara memakai yang benar. Padahal memakai yukata tak bisa sembarangan.  

Bacaan Lainnya

“Ada aturan-aturan penting dalam proses memakainya yang berakibat fatal jika salah menerapkannya,” kata Miwako Tani, istri Konsul Jenderal Jepang di Surabaya saat ditemui di acara Surabaya Nihon Matsuri di Atrium Food Society Pakuwon Mall lantai 2, Sabtu (9/3/2019).

Didampingi Indah, salah seorang staf Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Miwako memaparkan langkah demi langkah cara mengenakan yukata di atas panggung.

Sebagaimana dikutip dari penakita.com (grup media iniSurabaya.com), sebelum memeragakan cara memakai, terlebih dulu Miwako menyebutkan aksesoris-aksesoris yukata diantaranya, tali, obi, dan geta (sandal khas Jepang).

Langkah pertama memakai yukata adalah menutupkan kain bagian kanan terlebih dulu ke tubuh bagian depan. “Disusul menutupkan kain bagian kiri ke atas kain bagian kanan tadi,” ujarnya sambil memeragakan gerakan yang dimaksud.

Miwako lalu menegaskan,”Hati-hati, jangan terbalik ya! Kalau terbalik nanti orang Jepang bisa sangat terkejut karena mengira ada yang meninggal.”  

Sebab jika kain bagian kiri berada di bawah kain yang kanan, lanjut Miwako, itu merupakan tata cara memakai yukata untuk orang yang sudah meninggal.

Posisi kerah yukata pun sangat penting. Tidak boleh terlalu rapat ataupun terlalu longgar ke belakang.

“Jika terlalu longgar ke belakang itu tandanya yang memakai yukata adalah seorang Geisha. Paling pas adalah sedikit longgar, yang penting tulang lehernya terlihat,” paparnya.

Setelah badan tertutup kain yukata kemudian dililit dengan tali di daerah perut sebelum akhirnya dilapisi dengan obi. Kain obi yang berukuran panjang empat meter ini bisa dililitkan hingga membentuk pita yang dikaitkan di punggung.

“Caranya, sisakan kira-kira dua jengkal obi di sebelah kanan dan sisanya diputar ke kiri satu kali. Supaya lebih cepat, orangnya saja yang berputar, kalau obinya yang diputar biasanya sedikit susah,” imbuh Miwako.

Usai memeragakan cara mengenakan yukata, Miwako Tani mempersilahkan salah seorang pengunjung untuk mempraktekkannya.

“Saya pernah ke Jepang, dan pernah pakai yukata. Tapi untuk pakai sendiri saya belum pernah. Jadi ini pengalaman baru bagi saya,” ujar Melissa, salah seorang pengunjung Surabaya Nihon Matsuri.

Disamping workshop cara pakai Yukata, acara dilanjutkan fashion show yang menampilkan 16 model. Peragaan busana ini menyajikan aneka yukata mulai dari yang kasual, modifikasi modern hingga kombinasi yukata batik.

Nana, perwakilan Aoyama Salon, sekaligus selaku pembawa acara Yukata Fashion Show mengungkapkan bahwa fashion show Yukata tidak hanya memperlihatkan keindahan yukata dalam budaya Jepang.

“Namun ada percampuran dengan budaya Indonesia yaitu batik. Itu yang membuat Yukata lebih indah dan unik,” ujarnya. sum

Pos terkait