‘Shangri-La Den’, Shangri-La Hotel Tantang Siswa SMA Jadi Entrepreneur

Peserta ‘Shangri-La Den’ ditantang memapar program bisnis mereka di hadapan para juri di Hotel Shangri-La Surabaya.

iniSURABAYA – Pernah menyaksikan ‘Dragons’ Den’? Program TV yang menampilkan investor dan para entrepreneur ini populer di Inggris.

Tema acara yang sama coba disajikan Singapore National Academy bersama Shangri-La Hotel. Tetapi, yang jadi subjek dalam program yang diberi label ‘Shangri-La Den’ ini adalah siswa SMA se-Surabaya yang diberi tantangan memapar projek-projek yang bakal mereka bikin.

“Jika dalam Dragons’ Den para entrepreneur diberi kesempatan untuk mempresentasikan ide bisnis mereka kepada investor, dalam ‘Shangri-La Den’ para peserta dituntut untuk presentasi di hadapan para juri,” kata Fajar Mulia, Marcomm Shangri-La Hotel Surabaya sebagaimana dikutip dari penakita.com (media grup iniSurabaya.com), Sabtu (2/3/2019).

Juri ‘Shangri-La Den’, lanjut Fajar, terdiri dari Jonathan Reynold (GM Shangri-La Surabaya), Ai Nium Ngoh (Financial Controller), dan Wayan Pamilia K (Director of Human Resources).

Jonathan Reynold, GM Shangri-La Surabaya (kiri) bersama para pemenang ‘Shangri-La Dens’

Ada sembilan tim yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Para peserta yang terdiri atas lima orang dalam satu tim tersebut sebelumnya telah mengikuti workshop yang diadakan oleh staf pengajar Singapore National Academy pada 19 Februari 2019. 

Fajar menyatakan, Shangri-La Hotel selaku partner dalam ajang kompetisi ini berperan dalam memberikan studi kasus yang sesungguhnya yakni secara khusus pada sektor Health Club.

Berdasarkan studi kasus yang telah diberikan, lanjutnya, Shangri-La ingin para peserta diberi waktu dua minggu untuk menunjukkan inovasi-inovasi bisnisnya dalam sebuah presentasi berdurasi 15 menit.

Menurut Stuart Ellis, Wakil Kepala SMA Singapore National Academy, pihaknya memiliki misi khusus untuk menyebarluaskan pendidikan entrepreneur sejak dini. “Kami menggandeng Shangri-La untuk berkolaborasi dalam merealisasikan misi tersebut. Karena kami memerlukan sebuah pengaplikasian bisnis di situasi (perusahaan) yang nyata,” ujarnya.

Tidak hanya diajarkan tentang cara melakukan research bisnis yang nyata, lanjut Stuart Ellis, peserta juga diberi kesempatan untuk mempelajari situasi-situasi bisnis yang ada dalam dunia perhotelan. sum

Pos terkait