Akihito Turun Tahta, Kekaisaran Jepang Gunakan Nama Rei-wa, Ini Artinya

Mulai tanggal 1 Mei 2019, Naruhito (kiri) akan menggantikan Akihito sebagai Kaisar Jepang. Sejak itu pula berlaku nama era baru, Rei-Wa. (foto: Ist)

iniSURABAYA.com – Mulai tanggal 1 Mei 2019, masa pemerintahan ‘Damai Dimana-Mana’ akan berakhir. Melalui keputusan kabinet, Pemerintahan Jepang mengumumkan era baru yang berlaku di Negeri Matahari Terbit itu adalah Rei-wa.

Informasi yang diperoleh iniSurabaya.com dari Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, dalam bahasa Jepang, kata Rei-wa (令和) terdiri dari dua karakter Kanji, yaitu ”令 (Rei)” yang berarti keindahan (beautiful), dan “和 (Wa)” yang berarti keharmonisan (harmony).

Bacaan Lainnya

Maka, kata “令和 (Rei-wa)” mengandung arti “Budaya akan lahir dan dipelihara ketika orang-orang menyelaraskan hati mereka secara indah. (Culture will be nurtured as people bring their hearts together in a beautiful manner.)”.

Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang, penamaan era baru kekaisaran dikutip dari kesusasteraan Jepang, yaitu buku kumpulan puisi tertua Jepang berjudul ‘Manyoshu’ yang disusun sekitar 1200 tahun lalu.

Berdasar pengumuman Parlemen Jepang, nama era baru ini bakal dipakai Putra Mahkota Naruhito ketika dia bertakhta mulai 1 Mei mendatang. Dikutip dari Japan Times, ini adalah kali pertama penamaan era kekaisaran mengambil literatur klasik Jepang.

Sekretaris Kabinet Pemerintahan Jepang, Yoshihide Suga menunjukkan plakat bertuliskan nama era baru Kekaisaran Jepang, Rei-wa. Nama itu menggantikan era Heisei yang dimulai sejak Januari 1989. (Kyodo via Japan Times)

Sebelumnya, nama itu diambil dari Kanji maupun literatur China. Gengo (era) baru itu akan menggantikan periodeo Heisei (Damai Dimana-Mana) milik Kaisar Akihito yang dimulai sejak 8 Januari 1989.

Penamaan era di Jepang dimulai pada Agustus 645 ketika Kaisar Kotoku memilih nama Taika hingga Februari 650.

Sejak 701, penamaan gengo rutin dan berlangsung selama 1.300 tahun. Meski memakai kalender Gregorian, Jepan adalah negara yang masih menggunakan kalender bergaya China untuk dokumen publik maupun pencatatan komputer.  

Yang membedakan dari pengumuman era baru ini dibanding pendahulunya, Heisei, Showa, Taisho, dan Meiji, adalah pemerintah mengumumkan saat kaisar yang berkuasa masih hidup.

Ini bisa dimaklumi, karena Kaisar Akihito telah mengumumkan pada Agustus 2016 keinginannya turun takhta karena faktor usia dan kesehatan yang semakin menurun.

Penamaan era baru itu melibatkan dewan beranggotakan sembilan panel yang terdiri dari profesor, penulis, hingga ketua federasi pengusaha Jepang. dit/dbs

Pos terkait