Angkat Kisah Cinta Universal, Begini Proses Pembuatan Film ‘Ave Maryam’

Para artis pendukung ‘Ave Maryam’ dan sang sutradara foto bareng penggemarnya di TS Suite Hotel Surabaya. (foto-foto : Virgita Kasih Arwinda)

iniSURABAYA.com – Setelah melalui proses panjang, film ‘Ave Maryam’ akhirnya diputar serentak di seluruh gedung bioskop sejak Kamis (11/4/2019). Film yang dibintangi Chicco Jerikho dan Maudy Koesnaedi ini mengangkat tema cinta secara universal dengan latar religi Katolik.

Menurut Ertanto Robby Soediskam, sang sutradara film tersebut, ihwal pembuatan film ini lantaran ada keinginan untuk menantang diri sendiri membuat film bertema religi.

“Indonesia kan beragam agama, kenapa tidak ada film dengan tema religi lain?” begitu cetusnya sebelum acara nonton bareng ‘Ave Maryam’ di Studio XXI Surabaya Town Square, Senin (15/4/2019).

Bacaan Lainnya

Keinginan membuat film dengan setting religi berbeda ini karena dia melihat kondisi real Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. “Kenapa harus menunggu orang lain yang bikin?” begitu dia mengungkapkan perasaannya yang muncul saat awal ingin menghadirkan sebuah film yang berbeda.

Baca Juga : https://inisurabaya.com/2019/04/tepis-tudingan-ave-maryam-kena-gunting-lsf-robby-dari-awal-durasinya-74-menit/

Maka Robby pun melakukan penelusuran dan riset ke Semarang. “Saya pergi ke Semarang karena lokasinya yang indah,” tuturnya saat jumpa pers di TS Suite Hotel Surabaya.

Di kota itu, lanjut Robby, dia bertemu dan ngobrol banyak dengan Romo Budi. Seakan tak cukup, Robby meneruskan risetnya ke beberapa kota di Jawa Tengah.

“Waktu itu belum ada cerita yang muncul. Tetapi setelah bertemu dan ngobrol panjang dengan tokoh-tokoh agama di sana, akhirnya dapat ide,” ungkapnya.  

Ditekankan Robby, ‘Ave Maryam’ bukan film religi. Meski settingnya agama Katolik, film yang proses syutingnya hanya sembilan hari ini mengangkat kisah cinta secara universal dan kesetiaan.

Nama-nama yang muncul di film itu pun ditegaskan Robby murni fiksi. Kalau pun akhirnya muncul nama Romo Yosef yang diperani Chicco Jerikho, dan Suster Maryam (Maudy Koesnaedi) karena dia menganggap nama-nama itu punya kekuatan. dit

Pos terkait