
iniSURABAYA.com – Suasana di panggung Danceuphoria 2019, Minggu (7/4/2019) sore itu sangat seru. Dua tim berbeda usia serius ‘bertarung’ unjuk kemampuan nge-dance dalam berbagai gaya diiringi musik yang dimainkan disc jockey.
Atraksi di sesi Battle Dance Crew Competition ini memang menarik perhatian pengunjung. Apalagi saat tampil tim G Force yang didominasi kids dancer menantang Mix Ice Haucek dengan anggota tim lebih senior.
Satu demi satu dancer dari
masing-masing tim unjuk kemampuan membawakan gerakan-gerakan hip hop, locking,
dan waacking. Memang ketrampilan yang disajikan kedua tim ini terlihat tidak
berimbang.
Tetapi lima dancer dari G Force
tetap semangat menyajikan gaya-gaya yang mampu mereka lakukan hingga waktunya
habis. “Mereka sudah melakukan yang terbaik yang mampu mereka lakukan. Teknik sudah
bagus, tetapi skill memang tak bisa disamakan dengan lawan main yang punya jam
terbang lebih tinggi,” kata Edo Hesl, salah seorang juri ‘Battle Royal’.
Ditekankan Edo, ‘pertarungan’ antara
dancer senior dan yunior ini memang perlu disajikan untuk menumbuhkan generasi
baru dancer. “Bagi dancer yunior, jika memang ingin cepat maju, jangan berkecil
hati, hadapi lawan sebagai kesempatan adu kemampuan,” tandasnya.
Edo mengaku selalu memberi semangat pada dancer-dancer yunior agar tidak patah semangat. “Terus berlatih dan berlatih. Kalau masih kalah latihan ditingkatkan. Jangan pernah menyerah,“ tegasnya.
Ditemui terpisah, Valerie, salah
satu anggota G Force menyatakan dirinya tak gentar meski harus menghadapi lawan
yang lebih dalam segala hal. Bagi G Force, tim Mix Ice Haucek memang tak asing,
karena senior couch mereka.
“Ngga grogi kok. Malah bangga karena kami kecil tapi punya lawan dewasa,” cetusnya.
Informasi lain yang diperoleh
iniSurabaya.com, ada yang berbeda di ajang Danceuphoria kali ini. Kegiatan
tahunan Ciputra World Surabaya (CWS) ini memberi tantangan lebih pada para
peserta karena akhirnya hanya menyisakan satu pemain sebagai jawaranya.
‘Battle Royal’, tema yang diangkat di pentas Danceuphoria 2019 ini memang diadaptasi dari salah satu genre video game ‘Battle Royale’ yang memadukan elemen survival atau pertahanan, eksplorasi, dan berburu (scavenging).
“Pada Danceuphoria 2019, konsep permainan a last-man-standing competition ini diaplikasikan dalam dua dari empat katagori kompetisi, yaitu 1 v 1 Open Style Battle Competition dan Crew Battle Competition atau open style,” ujar Stephana Fevriera, Promotion Coordinator Ciputra World Surabaya. dit