Berbagi Cinta di Buku ke-5, Didi Dyan: Jangan Pernah Takut Salah dalam Berkarya

DIdi Dyan merilis buku terbaru yang dicetak eksklusif full color setebal 206 halaman berisi foto-foto karyanya selama bergelut di dunia pendidikan.

iniSURABAYA.com – Bagi Dyan Mukti Rahayu STA, seni adalah cinta. Tak heran bila perempuan yang akrab disapa Didi ini pun ingin membagikan kreasi seni sebagai representasi cinta itu pada lebih banyak orang.

Karena wanita kelahiran Surabaya, 29 Juni 1971 ini tak ingin menyimpan cinta itu untuk diri sendiri. Caranya, adalah merilis buku ke-5 yang dia beri judul ‘Art & Design for School’.

Bacaan Lainnya

Melalui buku yang dicetak full color setebal 206 halaman ini, Didi ingin menyampaikan pesan pada semua orang, khususnya guru dan para pecinta seni : ‘jangan pernah takut salah dalam berkarya’.

“Lakukan dengan semangat dan tuangkan semua imajinasimu. Berikan saja yang terbaik dan lakukan tanpa beban. Karena seni itu bebas, seni itu tanpa batas, seni itu indah, dan melalui seni kita bisa bersahabat dengan siapapun,” tuturnya kepada iniSurabaya.com.

Sarjana Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ini mengaku, buku yang mengangkat tema bumi, air, tanah, dan udara tersebut memang ingin dia persembahkan bagi para guru dan pecinta seni di seluruh penjuru Tanah Air.

“Karena sebagian besar hidup saya ada di lingkungan mereka,” tegas Didi yang sempat menjadi kepala sekolah di sebuah TK saat tinggal di Semarang ini.

Ditegaskan Didi, buku itu juga menandai 20 tahun perjalanan dirinya dalam berkarya di dunia pendidikan. “Aktivitas saya selama ini adalah memperkenalkan sebuah art & design for school. Kepada siapa pun saya selalu bilang bahwa sebuah karya seni yang indah bisa terbuat dari barang apa saja,” tuturnya.

Buku yang dicetak secara eksklusif itu merupakan kumpulan karya-karya yang pernah dia kerjakan di beberapa sekolah, baik selama tinggal di Semarang maupun di Jakarta.

“Sebagian lagi juga hasil kerjasama bersama teamwork sepanjang usia saya. Saya dibantu oleh guru-guru terbaik di sekolah tersebut,” imbuhnya.

Bagian tersulit dari proses penyelesaian buku ini, menurut Didi, adalah mengumpulkan satu persatu karya-karya yang pernah dia buat serta dokumentasi yang terurai selama belasan tahun. “Saya sebetulnya pernah membuat buku seperti ini, tetapi tidak maksimal,” ungkapnya.

Karena itu Didi kemudian memperbarui dan merapikan dengan tambahan karya-karya terbaik dan karya-karya terakhirnya  di sekolah-sekolah terbaik tempat dia pernah bekerja. dit

Pos terkait