iniSURABAYA.com – Selama tiga bulan sekitar setahun silam Erell Hemmer menyusuri sudut-sudut Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Fotografer asal Prancis membidik pelabuhan dengan cara yang tak biasa.
Hasil bidikan itu pula yang dipajang di House of Sampoerna (HoS) Surabaya dalam sebuah Pameran Fotografi Pararel ‘Jeune Creation (Cipta Karya Muda)’. Pameran yang digelar Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya bekerjasama dengan House of Sampoerna (HoS) ini berlangsung mulai Jumat (12/4/2019) hingga 27 April 2019.
Cara Errel menyajikan karya fotonya pun sangat tidak biasa dalam kontainer yang dihadirkan secara khusus di halaman House of Sampoerna. Sebanyak 10 karya foto dalam ukuran kecil berdampingan dengan beberapa negatif foto.
Selain itu, Errel juga memajang 11 karya foto dalam ukuran besar. Semuanya ditempel di dinding peti kemas industrial dalam bentuk aslinya dan tidak dimodifikasi sama sekali.
“Project ini ditaruh di kontainer karena menggambarkan tempat untuk menyimpan dan menyebarkan berbagai hal di berbagai daerah,” tutur Errel yang juga desainer grafis.
Dalam pameran karya yang dia beri judul ‘Pourquoi suis-je incapable d’aller sur la tombe de mon pere (Mengapa Ku Tak Sanggup Pergi ke Makam Ayah)’ itu Errel juga menyajikan foto-foto dari bidikan kamera analog, arsip, tulisan, dan ilustrasi dari buah ‘perjalanan inisiasi’ yang dimulai pada tahun 2012, tahun kepergian sang ayah yang berprofesi sebagai kapten sebuah kapal dagang.
Karena itu lautan dan pesisir menjadi inspirasinya untuk menciptakan karya. Dalam karyanya, Errel mencoba menyampaikan fase demi fase masa duka cita melalui gambar-gambar dan karya fotografi dari perjalanannya salah satunya di Tanjung Perak Surabaya.
“Sejak saya kecil, saya akrab dengan lautan. Oleh sebab itu, lautan, pesisir, dan kehidupan pesisir menjadi inspirasi saya dalam berkarya,” ungkapnya.
Menurut Pramenda Krishna, Penanggungjawab Budaya dan Komunikasi IFI, tak mudah menghadirkan peti kemas itu ke area HoS. “Diangkut pakai trailer lalu diturunkan pakai forklift. Sempat bikin heboh juga waktu kontainer ini datang,” ujarnya.
Melalui pameran tersebut, lanjut Krishna –begitu wanita ini akrab disapa, IFI ingin membuka kesempatan dan mendukung seniman-seniman muda untuk berkarya.
“Ini kali kedua seniman Prancis berkesempatan berkarya dan mengangkat tema besar Surabaya sebagai kota pelabuhan dan kota pesisir dengan cara pandang mereka masing-masing mengeksplorasi Surabaya dan sekitarnya dan hasil karyanya ditampilkan pada pameran ini,” ungkapnya. ita/dit