

iniSURABAYA – Selama ini busana etnik lekat dengan kesan bahannya yang berat sehingga tidak nyaman dipakai. Selain itu, juga terlalu formal dan tidak fleksibel dipakai di beragam acara.
Kesan itu pula yang membuat banyak orang ragu mengenakan busana berbahan etnik untuk busana sehari-hari. Padahal, tak selalu seperti itu. Di tangan terampil, busana dengan bahan-bahan etnik bisa pula didesain ala anak muda kekinian.

Ella Brizadly yang dikenal pecinta wastra Nusantara menghadirkan koleksi yang dia beri label Pribumi Light. Brand pakaian lokal yang berdiri sejak 2016 lalu ini mengangkat tenun troso kualitas premium.
Sasarannya adalah konsumen anak muda dengan clothing line kasual untuk pakaian sehari-hari.

“Sebelum ini saya mengeluarkan produk tas batik. Itu saat awal-awal tas batik booming,” kata Ella yang kelahiran Jakarta 27 tahun lalu ini.
Dalam menciptakan looknya, Ella tak pernah mengacu pada tren. Inspirasi desain dia dapatkan dari mana saja. Asalkan tetap mengacu pada satu garis besar, fashion untuk anak muda yang ringan, nyaman dan sedikit sporty.
Tak hanya diminati di dalam negeri, busana etnik kekinian kreasi Ella juga sempat melenggang di panggung fashion di Hamburg, Jerman, Oktober 2018 lalu.

Tak hanya busana. Untuk melengkapi gaya etniknya, Ella juga menyediakan koleksi sepatu dan tas unik yang terbuat dari kain goni atau burlap yang diimpor langsung dari India.
Meskipun menggunakan konsep etnik, baik tas maupun sepatunya juga tetap terlihat trendy mengikuti perkembangan fashion saat ini. Salah satunya adalah sepatu loafers wanita berbahan burlap krem yang sedang menjadi hype saat ini.

“Meski bahannya etnik, kalau dibuat dengan gaya kekinian tentu bisa lebih unik dan menarik,” urainya. dit