
iniSURABAYA.com – Tak perlu jauh-jauh mencari ide untuk sebuah karya seni. Di lingkungan sekitar, begitu banyak materi bisa jadi bahan, tergantung kreativitas masing-masing seniman.
Gagasan itulah yang melatari penyelenggaraan Unfine Art Timur Liar Exhibition yang digelar di Meeting Room lantai dasar Yello Hotel Jemursari Surabaya selama tiga hari, Senin-Rabu (8-10/4/2019).

Pameran yang diprakarsai Komeng ini
merupakan puncak dari pameran ratusan seniman yang diselenggarakan di 10 kota
di Jawa Timur. Setelah diseleksi oleh masing-masing kurator, sekitar 300 karya
hasil kreasi 115 seniman yang tergabung di 13 komunitas ini pun dipajang di
Yello Hotel Jemursari.
‘Folks’ menjadi tema spesial dari pameran
yang memajang beragam media, mulai dari kanvas, kertas, jaket, tutup botol
hingga seni instalasi. “Folks adalah masyarakat atau orang. Jadi pameran
karya seni ini merupakan hasil kreativitas seniman setelah mengamati perubahan
yang terjadi di lingkungan dia tumbuh,” tandas Komeng.
Pria yang aslinya bernama Dwiki Nugroho
Mukti ini menambahkan, karya yang dipamerkan kali ini merupakan wujud kebebasan
dalam berkarya. “Anak muda suka eksperimen dalam berkarya. Mereka juga tidak
ingin dibatasi dalam berkarya, maka apa pun bisa jadi karya,” tegasnya.
Sementara Ita Tania, GM Yello Hotel Jemursari Surabaya menyatakan,”Pameran ini merupakan usaha kami untuk mewadahi karya dan kreativitas dari komunitas pelaku seni.”
Apalagi, lanjut Tania, pameran ‘Timur Liar’ ini mengangkat tema ‘Folks’ yang memiliki tujuan mengamati, dan menganalisa kehidupan sekitar sehingga menjadi hal yang positif dalam sebuah karya. dit