Jangan Salah, Pria Juga Bisa Jadi Korban Perdagangan Manusia! Begini Pernyataan Konsul Mark McGovern

Kasus perdagangan manusia cukup besar di Jatim. Karena itu Amerika Serikat melalui Konsul Jenderal AS di Surabaya bekerjasama dengan jajaran Polda Jatim dan Kemenkum HAM Kantor Wilayah Jatim memerangi Human Trafficking.

iniSURABAYA.com – Kasus perdangangan manusia atau Human Trafficking menjadi masalah dunia. Tak hanya di Indonesia, bahkan di negara adidaya macam Amerika Serikat pun menghadapi masalah yang sama.

Fenomena yang memprihatinkan itu pula yang membuat Pemerintah Amerika Serikat melalui Konsul Jenderal AS di Surabaya mendukung diselenggarakannya pelatihan memerangi perdagangan manusia ini bersama jajaran Polda Jatim dan Kemenkum HAM Kantor Wilayah Jatim di Hotel Vasa Surabaya, Selasa (30/7/2019).

Bacaan Lainnya

“Yang perlu dicermati, korban awalnya hanya perempuan. Tetapi belakangan juga ada dari kalangan pria,” tegas Mark McGovern, Konsul Jenderal AS kepada iniSurabaya.com usai pembukaan acara pelatihan seputar Human Trafficking.  

Baca Juga : https://inisurabaya.com/2019/07/awas-pelaku-perdagangan-manusia-ternyata-keluarga-dekat-begini-caranya-agar-terhindar-dari-jeratan-human-trafficking/

Mark menambahkan, hal-hal yang juga perlu diwaspadai adalah eksploitasi anak dan pelecehan seksual. “Melalui acara ini kami ingin membangun lebih banyak kerjasama antar dua negara, khususnya terkait Human Trafficking yang menjadi masalah serius di seluruh dunia,” tandasnya.

Melalui pelatihan tersebut, Mark berharap kedua belah pihak bisa saling berbagi pengalaman mengenai kasus-kasus yang pernah dihadapi terkait perdagangan manusia.

“Indonesia punya banyak budaya dan pulau. Ini tentu menjadi tantangan juga bagaimana menghadapinya,” ungkap Mark.

Sebelumnya, Taty Sufiani, Kepala Bidang Perizinan dan Informasi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim mengakui bahwa kasus human trafficking atau perdagangan manusia kerap diawali dengan pemalsuan dokumen.

“Upaya-upaya tindak pidana transaksional atau ilegal lainnya yang dilakukan pada umumnya berawal dari tindakan pemalsuan dokumen perjalanan dalam berbagai modus,” cetusnya.

Taty menambahkan pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi hal ini. “Untuk menanggulangi hal itu dibutuhkan sebuah dokumen perjalanan yang memiliki fitur-fitur pengaman yang dapat mencegah pemalsuan dokumen sehingga memiliki ketahanan dari segala upaya pemalsuan atau sabotase dan tindakan ilegal lainnya,” urainya.

Selain dari pihak Konsul Jenderal AS, kegiatan yang diadakan bertepatan dengan peringatan Human Trafficking Day se-Dunia ini juga diikuti jajaran Polda Jatim dan Kemenkum HAM Kantor Wilayah Jatim. dit

Pos terkait